Pengalaman Membuat Paspor Sekeluarga (Anak dan Dewasa)

Yasinyasintha.com “Membuat paspor” dua kata ini bertahun-tahun bolak balik ditulis ulang di buku journal sebagai sesuatu yang ingin dicapai, kecuali di tahun ini. Gada resolusi dan menjalani hidup mengalir saja, eh malah kesampaian membuat paspor, sekeluarga, yang e-paspor pula. Alhamdulilah ya kan, jadi begini cerita pengalaman membuat paspor sekeluarga untuk anak dan dewasa.

Punya Paspor, Satu Langkah Mendekati Mimpi

Entah berapa kali saya undur diri dalam kesempatan ke luar negeri berkat prestasi blog, alasannya: Ga punya paspor! Ada yang ngeledekin, yang nyemangatin bikin juga banyak. Alasan ribet, males ngurusin dan uang utamanya. Saya inginnya bikin paspor langsung berempat, kami sekeluarga. Sebenarnya Papi sudah punya duluan, tinggal perpanjang saja.

Sering menonton video Youtube Dancing Bacon, jadi termotivasi pengen juga jalan-jalan ke luar. Sampai kemudian jadi penasaran : “Berapa sih emang ke Singapore itu, Bangkok itu, Hongkong itu, Jepang itu?” Karena selama ini cuma dengar aja dari orang – orang yang bilang “murah kok” tapi ga pernah benar-benar mencari tahu. Di suatu malam yang gabut, saya dan Papi sama-sama browsing: “eh iya ga terlalu mahal ya ternyata” 

Ditambah sering membaca tentang Changi Airport yang super keren, gausah kemana-mana cukup di Bandara aja udah pasti happy (katanya) dan setelah ditelisik, iya nih tiket – tiket pesawat ke negeri tetangga nyatanya bersaing bahkan lebih terjangkau dari wisata ke pulau-pulau di Indonesia.

So we said : YUK AHH JADIIN BIKIN PASPOR 

Membuat Paspor untuk Anak dan Dewasa, Mudah ya Ternyata

membuat paspor sekeluarga

Betapa asumsi itu berbahaya, di kepala saya membayangkan bikin paspor itu ribet, mahal dan mesti pake calo (padahal itu tahun kapan ya, haha) pas kemudian dijalani, dicari tau, eh tak sesulit itu ternyata untuk sekarang. Thanks to technology, everything is easy and efficient now.

Langkah Membuat Paspor Anak dan Dewasa, Menggunakan Aplikasi M-Paspor

pengajuan paspor lewat M-Paspor

First, tentu saja instal aplikasinya di ponsel pintar kita, daftar menjadi pengguna M-Paspor. Btw aplikasinya cukup user friendly, minim bug dan loading-nya cukup cepat (surprisingly, hehe)

Langkah kedua, siapin deh foto-foto dokumen untuk membuat paspor :

  • Foto KTP
  • Foto KK
  • Foto Akta (untuk anak dan dewasa) khusus dewasa bisa ada opsi melampirkan bukti identitas dengan ijazah atau buku nikah)
  • Foto Buku Nikah
  • Foto paspor lama (kalau perpanjangan atau pernah punya)

Sebelum mengisi data, setelah masuk ke aplikasinya ada pilihan apakah akan mengajukan paspor reguler atau paspor percepatan. Untuk ini bedanya di waktu proses, jika paspor reguler membutuhkan waktu sekitar 4 hari kerja, maka layanan paspor percepatan ini untuk jenis paspor yang langsung jadi. Ini kalau di sebelumnya semacam calo kali ya, haha. Beruntung sekarang udah ga ada, jadi bisa pilih layanan percepatan untuk waktu pembuatan paspor yang lebih cepat secara resmi.

Selanjutnya, kita pilih mau paspor biasa atau elektronik paspor. Emang apa bedanya? Saya dan Papi memilih membuat e paspor (elektronik paspor) alasan utamanya adalah jadwal pembuatan paspor biasa tidak tersedia bahkan untuk satu bulan ke depan, hehe. Entah sih ini aplikasinya yang eror atau gimana, begitu pilih jenis paspor nya e-paspor, tersedia jadwal kedatangan.

Yang paling ketara adalah biayanya ya, pembuatan e paspor lebih mahal yakni Rp. 650.000 sedangkan paspor biasa hanya Rp. 350.000 saja, tapi jika dilihat dari kelebihannya, saya akan merekomendasikan e paspor saja, walau belum pernah menggunakan kelebihan-kelebihan tersebut, saya rangkumkan secara general dari beberapa sumber ya kelebihan e paspor ini.

Fyi, setelah memasukan data untuk paspor, lakukan pembayaran. Yap, pembayaran di awal ya, dan kita bisa pilih jadwal kedatangan pembuatan paspor, bisa di reschedule H-1 (kalau ga salah) nah tapi kalau kita ga datang di tanggal yang sudah dipilih, pembayaran hangus. So pastiin jangan sampai lupa datang ya.

Semuanya dilakukan secara online, jadi ketika di kantor imigrasi, ga ada tuh kita keluar uang kecuali kalau mau fotocopy dan materai. Lanjut bahas soal kelebihan e-paspor yang kami pilih yuk!

Kelebihan e Paspor Dibanding Paspor Biasa

  • Keamanan Data, dilengkapi dengan chip yang menyimpan data pribadi sehingga sulit untuk diakses/dicuri.
  • Proses Imigrasi yang Lebih Cepat, terdapat jalur otomatis di pintu imigrasi yang disebut e-gate, nah pengguna e-paspor hanya perlu sekitar 35 – 45 detik saja loh untuk melewati ini.
  • Mudah Disetujui untuk Pengajuan Visa, karena keamanannya sudah lebih tinggi maka hal ini membuat e-paspor lebih mudah disetujui.
  • Bebas Visa ke Jepang, ini yang paling menarik. Meskipun belum kebayang kapan ke Jepang, punya e-paspor aja dulu, setidaknya jadi mikirin biaya travelingnya aja kan. Gausah mikirin visa nya, ya kan.

Hari Kedatangan ke Kantor Imigrasi untuk Membuat Paspor

membuat paspor anak di bandung

Kalau data – data sudah lengkap, pilih tanggal kedatangan. Saya cukup kaget bahkan bisa atur jam kedatangan, jadi ga ada tuh drama nunggu lama dan gatau kapan dipanggil kaya antri BPJS haha (curcol) di kantor imigrasi kita datang sesuai jam yang sudah dipilih, saran sih datang 1 jam atau minimal setengah jam sebelum. Siapkan fotocopy KK, KTP, Akta, buku nikah dan materai. Untuk kami yang kesana ber-4 (2 dewasa dan 2 anak) kami menyiapkan 6 materai (masing-masing 1 untuk formulir pengajuan dan 2 nya untuk surat pernyataan paspor anak).

Kami memilih kantor imigrasi yang ada di jalan Surapati, satu-satunya yang kurang oke di sini adalah parkirannya. Parkirannya sempit banget, butuh skill memarkir kendaraan yang oke buat bisa parkir di sini, staff di sini helpful dan gercep banget.

Begitu datang kami disambut hangat dan diberikan formulir untuk diisi di sisi khusus pengisian formulir, ada meja dan pulpen-pulpen tersedia. Kalau data fotocopy-an belum lengkap tenang aja, di sekitar kantor imirgasi ini banyak tempat fotocopy. Setelah mengisi, formulir dan map kita kembalikan ke bagian administrasi di depan dan mendapat antrian verifikasi data.

 

kantor imigrasi jalan surapati tempat pengisian formulir untuk paspor

Antrian terlihat dari layar monitor, kursi-kursi berjejer dibuat per barisan sesuai dengan antrian. Sisi paling kiri untuk verifikasi data, bagian tengah untuk foto paspor dan sisi paling kanan untuk pengambilan paspor. Saat sudah vertifikasi data, kami beranjak ke jajaran kursi yang di tengah, dengan nomor antrian baru untuk foto paspor, menunggu dipanggil.

Syarat Saat Foto Paspor

  • Pakaian rapi (tidak menggunakan baju putih)
  • Bagian telinga terlihat
  • Kacamata dibuka

Ada anjuran juga sih untuk menggunakan sepatu, tapi aman kok kami ke sana pake sandal. Lagipula fotonya hanya pas foto aja hehe. Setelah difoto, pencocokan ulang data, kami dipindai sidik jari kanan dan kiri. Setelahnya keluar deh form pengambilan paspor, 4 hari kerja. Kami membuat paspor senin tanggal 26 Agustus, maka tanggal 30 paspor sudah bisa diambil, cepat sekali ya.

Pengambilan Paspor

pengambilan paspor

Perjalanan saya ke kantor imigrasi lebih lama daripada pengambilan paspor, tinggal datang (jangan lupa bawa formulir pengambilan paspor) ambil antrian pengambilan, saat dipanggil, serahkan formulir, tanda tangan dan paspor diserahkan. Voila! Lebih lama mengeluarkan motor saya yang terjepit diantara motor lain di parkiran ketimbang durasi ambil paspornya. Untung tukang parkirnya gercep dan sangat cekatan membantu, angkat helm eh angkat topi maksudnya, hehe.

And here it is, kami sekeluarga punya paspor. Alhamdulilah, tinggal jalan-jalannya nih. Oya, masa berlaku e-paspor untuk dewasa dan anak-anak berbeda ya, jika untuk dewasa bisa 10 tahun maka untuk anak (dibawah 17 tahun) masa berlaku paspor hanya 5 tahun saja, setelahnya anak harus melakukan perpanjangan paspor ya.

Semoga artikel ini membantu teman-teman yang sedang mencari informasi atau mempertimbangkan untuk membuat paspor sekeluarga seperti saya ya. Semoga lancar dan rezekinya banyak, sehingga banyak pula negara yang bisa dikunjungi nantinya. Aamiin.

yasinta astuti adalah seorang blogger dan fotografer asal bandung yang memiliki blog yasinyasintha.com

 

 

 

 

 

 

 

 

2 thoughts on “Pengalaman Membuat Paspor Sekeluarga (Anak dan Dewasa)

  1. Yg aku ga paham, di apk m-pasport kita udh isi lengkap semua data2, tp sampe sana disuruh isi ulang secara manual di form. Kayak 2x kerja ga sih. Apa gunanya yg kita isi secara digital 🙄.

    Pasportku dari dulu sampe skr masih yg regular mba 😄, blm ngerasain nih epasport. Mungkin Krn aku ga ngerasa manfaatnya juga. Kalo egate, kdg suka eror e-gate di Soetta 🤣. Sama aja hrs lewat imigrasi.

    Utk visa, sbnrnya tergantung dari history perjalanan juga sih. Juga dari kelengkapan dokumen. pengalaman ku ngurus visa Schengen, US dll, yg mereka lihat pengalaman history ku dan riwayat rekening soalnya.

    Tapi Krn skr ada pasport merah yg berlaku THN depan, naaah aku kalo ganti pasport nanti pengen yg itu. Yg merah itu auto epasport kan. JD mau ga mau hrs apply pas perpanjangan nanti 😄. Gapapalah, cakep soalnya pasport yg baru 🤭

    1. Makasii mbak Fanny sharingnya, aku ini cuma baca-baca dan dapet share dari temen-temen yang sering bolak balik luar negeri aja yang ngasih tau soal egate itu. Thank you juga info soal visa, jadi emang lebih ngaruh kalau historynya bagus dan rekening nya bagus ya hehehe. Pasport yang merah emang secakep itu ya, baru tau soal ini ehehhe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *