Yasinyasintha.com – Bandung – Garut ternyata 1,5 jam saja. Saya amaze sih, karena saya kira akan memakan waktu seperti 3-4 jam, tapi barangkali karena pake motor ya. Kami berangkat subuh jam 5 dan setengah 7 sudah di Garut. Di sepanjang jalan mencari soto yang ternyata sulit ditemukan. Sampai akhirnya di sebuah kedai, pesan soto. Sayangnya tidak terlalu oke sebenarnya, bumbunya biasa saja, kuahnya ga panas. Tapi kami lahap dan senyum-senyum aja, ini kaya pas masa pacaran dulu. Makan ya makan aja, Alhamdulilah ketemu kedai makan. Berdua makan 30ribu. Di sini juga saya memutuskan dobel pake kaos lengan panjang biar ga kedinginan lagi di jalan.
Papi memelankan tarikan gas, kami lebih banyak lihat kiri kanan. Menikmati jalanan Garut yang sudah lama tidak kami kunjungi, sambil nostalgia lebih dari 10 tahun lalu pernah Touring ke Garut bersama teman, sekarang makin riuh dan rame. Senangnya.
Table of Content
Ke Garut Lalu Menuju Gunung Papandayan
Perjalanan ini bisa dibilang dadakan, tidak ada perencanaan khusus. Sekaligus menjadi kali pertama riding motor lagi ke luar kota berdua saja, ini juga pertama kali kami jalan-jalan ke gunung berdua untuk wisata, karena biasanya touring atau riding pasti tujuannya pantai.
Peta Google maps menunjukkan hanya 40 menit lagi menuju gunung Papandayan. Istirahat sejenak di minimarket, papi memesan kopi panas dan saya coklat panas. “Duh aku beku pi rasanya dingin banget” sembari menyilangkan tangan di dada. Disambut senyum papi sumringah, hati saya hangat sekali. Sudah lama saya ga lihat Papi se-happy ini, tahun 2024 lalu adalah tahun yang berat untuk kami berdua terutama papi. But everything is better now, Alhamdulilah dan bismillah.
Saya sempat beli tahu Sumedang yang dijajakan oleh pedagang keliling. Lumayan buat ganjel, setelah dirasa cukup. Kami melanjutkan perjalanan lagi, gas terus sampai akhir. Tidak banyak bekal yang kami bawa kecuali sedikit roti dan air putih. Ini sudah cukup. Nyatanya pergi berdua beda banget modenya ya ketimbang bawa anak, yaiyalaaah. Saking udah lama jarang pergi lama berdua hampir lupa jadinya, hehe.
Jalan mulai menanjak, tapi tidak ekstrim. Kami touring menggunakan motor papi, si Sae namanya. Motor Honda ADV 160cc yang kami beli 1,5 tahun lalu. “Pokoknya nanti papi janji kita jalan-jalan ya pake motor ini ke luar kota. Touring gas tipis-tipis” begitu kata papi, di awal punya motor ini. Saya mengiyakan yang ternyata papi anggap ini janjinya pada diri sendiri juga, saya sih senang ya tentu di ajak jalan-jalan seperti ini. Begitulah, sepanjang perjalanan saya mendengarkan dan membiarkan semua pikiran saya memutar kilasan balik pembicaraan dan kejadian.
Kawasan Wisata Alam Gunung Papandayan
Ponsel saya hanya bisa menangkap sedikit saja, keindahan perjalanannya harus dirasakan sendiri. Langit yang tadinya mendung berubah biru bersih dengan awan putih yang berarak. Jalan menuju gunung Papandayan ini menanjak dan berkelok tapi beruntung jalannya sendiri mulus, di sisi kiri bisa dilihat papan-papan peringatan mengenai tanjakan curam.

Alhamdulilah tanpa kesulitan, kami sampai di kawasan Papandayan. Jam set 9 an pagi dan sudah rame sekali. Masuk kawasan ini dikenakan biaya 25 ribu per orang, dan motor 15 ribu (bisa saja sudah naik sekarang). Parkiran motor berjajar rapi, helm dititipkan. Saya hampir tidak percaya, kami sampai di gunung Papandayan. Ini kali pertama kami jalan-jalan ke gunung.
Things To Do di Gunung Papandayan
Dikatakan, gunung Papandayan Garut ini adalah gunung yang family friendly. Itu saya setuju. Lalau katanya juga gunung Papandayan ini cocok bagi pemula, yang ini saya belum tau karena ketika di sini saya dan Papi memutuskan untuk tidak naik gunungnya melainkan berkeliling di sekitarnya saja, ala wisatawan hehe. Hal pertama adalah kurangnya persiapan untuk naik gunung seperti tas yang kami bawa berisi laptop dan kamera, hihihi. Yang kedua adalah, cuaca yang benar-benar mendung seperti hendak hujan.
- Mendaki Gunung Papandayan
Petugas-petugas yang ada di kawasan Gunung Papandayan ini menawarkan juga transportasi berupa ojek ke atas senilai 150 ribu pulang pergi. Tapi kami enggan, pengennya naik sendiri pake kaki kami tentu saja ya. Semoga lain kali ya, dengan persiapan yang lebih matang dan niat mungkin saja gunung Papandayan ini bisa kami daki, hehe aamiin aamiin. So yap, kalian bisa naik gunung Papandayan dengan durasi pendakian sekitar 4-5 jam (kata google) tapi kalau kata mang ojek sih 2-3 jam juga sampai. Mungkin ini kembali lagi kepada kondisi pendaki ya.
- Menikmati Pemandangan dari Menara Pandang
Meniti anak tangga warna warni yang juga rendah sehingga tidak membuat lelah, salah satu yang bisa dilakukan di sini adalah menikmati pemandangan dari Menara Pandang ini, viewnya ke bawah tidak terlalu tinggi tapi lumayan lah. Dari kejauhan bisa dilihat asap kawah gunungnya mengepul. Santai sejenak di sini sambil menikmati langit yang biru berganti kabut.
Jangan lupa bawa tripod, arahkan kamera ponsel atau kamera ke arah gunung dan pilih timelapse, tunggu 10 menit saja, cukup untuk oleh-oleh yang tersimpan di galeri menjadi memori berupa timelapse. Jangan lupa foto juga nih minta difotoin dengan latar gunung Papandayan, atau mungkin bisa nih selfie. Oya, ada juga menara pandang yang lebih tinggi. Petugasnya menginfokan, tapi jaraknya cukup jauh menaiki anak tangga dan kami masih ragu dengan cuaca dan tas bawaan. Jadi urung naik ke sana. - Taman Brondong dan Orchid Garden
Dari kacamata fotografer sekaligus konten kreator, kami berada di sini kurang pagi. Andai bisa ke sini jam 7 pagi pasti suasananya akan lebih magis lagi, bunga-bunga brondong bermekaran indah sekali. Tapi ke sana agak siang pun ga masalah kok, kabut dari pegunungan serta pohon-pohon di sekitar membuatnya tetap teduh dan nyaman dikunjungi.
Bunga-bunga berbentuk bola dengan warna kuning, hijau dan biru keunguan begitu cantik. Siapa sangka bisa menemukan taman seindah ini di Garut, tepatnya di Kawasan Wisata Gunung Papandayan. Area ini sepenuhnya gratis (yeay), namun walau namanya taman orchid/anggrek tapi di dalamnya ga ada anggrek, kalau pun ada cuma bisa diintip di ruangan indoor berbentuk bulat di ujung taman ini, pas intip pun sayang sekali tidak terlihat anggrek yang sedang berbunga, tapi lebih istimewa memang menghabiskan waktu dengan pohon bunga berondong ini sih. - Berendam di Pemandian Air Panas, Papandayan Nature Park
Dengan tiket hanya 20 ribu saja untuk dewasa dan 10 ribu untuk anak-anak (akhir tahun 2024), pemandian air panas ini bisa dijadikan salah satu hal yang wajib dicoba. Apalagi jika setelah mendaki, pegal – pegal bisa hilang seketika.Ini Paksu sedang kerja setitik sebelum berendam Tempatnya luas dan terdiri dari 2 kolam besar dan satu kolam kecil, kita dapat menyewa loker dengan biaya sukarela. Kamar mandi dan ruang ganti banyak, dipisah antara laki-laki dan perempuan. Untuk kebersihan juga standar. Air panasnya nyaman, apalagi di tengah cuaca di gunung yang sering berkabut, dengan pemandangan gunung juga membuat suasana semakin menyenangkan.
- Jajan di Kawasan Sekitar Gunung Papandayan
Area wisatanya ini cukup luas, bahkan ada taman Edelweis. Pas ke sini sedang tidak berbunga, tapi melihat pohon Edelweis nya saja sudah membuat senang dan ga penasaran lagi jadinya, ternyata pohonnya pendek-pendek dengan daun yang kecil-kecil dan memanjang.
Di sekitar kawasan gunung Papandayan ini ada banyak warung-warung yang menyediakan jajanan, mulai dari mie instan hingga gorengan juga menu nasi. Jadi gausah khawatir kalau tidak membawa bekal, ada banyak pilihan warung yang bisa disinggahi untuk sekedar jajan.
Final Thought

Definetely bakal ke sana lagi, mungkin nanti pengennya bawa anak-anak juga, kondisi anak-anak sehat, dan sikon lainnya juga memungkinkan pengen banget ke sini. Ga nyangka rasanya, Garut bisa se-menyenangkan ini dan bikin kangen. Saya menulis ini sembari mengingat perjalanan ke Garut dengan penuh senyum dan syukur, juga harapan untuk bisa ke Garut lagi, khususnya ke Papandayan lagi dan menciptakan banyak memori baik lainnya.
Terima kasih Papi untuk petualangan serunya.