Yasinyasintha.com – Jadi sekarang pemerintah lebih fokus pada pengembangan SDM alih-alih mengutamakan permodalan, saya setuju banget. Karena modal sebesar apapun jika pengelolaan SDM-nya masih belum mumpuni, tentu hasilnya akan kurang optimal. Senang sekali, saya dengan Papi berkesempatan menjadi narasumber pelatihan foto produk dengan smartphone untuk UMKM ke desa-desa di Kab. Bandung.
Table of Content
The Power of Social Media
Saya ditemukan oleh staff Disbupdar Kab. Bandung lewat Instagram yang kemudian berlanjut menjadi kontak WA bernama teh Maya, beliau cerita mencari narasumber pelatihan foto produk dengan smartphone dan menemukan saya (wah harus makin rajin posting nih, hehe). Singkat cerita, saya dan Papi diundang untuk menjadi narasumber ke desa Tarajusari, Kab Bandung.
Pelatihan Foto Produk dengan Smartphone untuk UMKM
Kehadiran smartphone kini mulai menggeser fungsi banyak hal. Seperti dompet dan juga kamera, walau tentu saja disesuaikan dengan kondisi juga ya. Menyoal kamera, jika kebutuhannya adalah foto produk untuk update di sosial media dan marketplace, kualitas foto dari smartphone juga sudah cukup mumpuni (syarat dan ketentuan berlaku).
Setiap kali perjalanan ke desa, ditempuh sekitar 1-2 jam dari rumah kami. Tapi selalu menyenangkan, jalanan desa yang asri dan lengang ngasih kebahagiaan tersendiri. Setiap tiba di lokasi, kami selalu disambut dengan baik. Juga peserta yang datang kadang ternyata dari desa-desa yang berbeda, begitu antusias mengikuti pelatihan foto produk dengan smartphone ini.
Materi pertama diisi dengan materi fotografi dengan smartphone, saya dan Papi sangat concern pada praktek. Iya, karena sebagus apapun pemahamanmu terhadap sebuah materi, ga berguna kalau ga praktek. Walau di awal tentu saja ada sessi pemberian materi, dan ga disangkal sebetulnya materi foto dengan smartphone itu gampang-gampang susah, karena fiturnya berbeda-beda dan cara pengoperasiannya pun berbeda setiap merk nya.
Memotret dengan Smartphone, Perhatikan Beberapa Hal Berikut
Seperti yang saya katakan, foto dengan smartphone itu bisa kok ga kalah bagus dengan foto kamera tapi syarat dan ketentuan berlaku. Apa SnK nya? Cahaya! Ya, foto dengan smartphone bisa kok bagus, asal dalam kondisi cahaya ideal.
Di setiap pelatihan foto produk dengan smartphone yang saya dan Papi bawakan, kami memberikan materi tentang penggunaan cahaya, baik yang alami dengan sinar matahari maupun cahaya buatan berupa lampu. Nah untuk lampu, biasanya kami gunakan lampu LED panjang, ring light dan mini studio. Sedangkan untuk jika menggunakan sinar matahari, kami perkenalkan peserta dengan reflektor sebagai diffuser juga untuk memantulkan/mengarahkan cahaya.
Tak lupa kami ajak peserta untuk mengenali perangkat masing-masing. Smartphone segitu beragamnya, ada yang smartphone dengan 3,2,1 lensa di belakang. Fyi, untuk foto produk kita pasti menggunakan kamera belakang ya, hehe. Lalu kami ajak mengenali setting kamera smartphone menggunakan mode pro atau mode pakar, ini memungkinkan kita untuk mengatur ISO dan WB (white balance). Jika memotret dengan smarphone, sebaiknya jangan gunakan flash ya, karena penggunaan flash justru membuat cahaya menjadi tidak rata.
Praktek Memotret dengan HP
Warga desa yang kami datangi rata-rata antusias dengan materi ini, kadang mereka membawa produk dagangannya untuk langsung praktek. Nah sessi ini yang bikin seru karena bisa langsung mencoba, memotret dengan lampu yang ketika pematerian kami jelaskan. Memotret dengan berbagai angle dan komposisi serta penggunaan properti.
Setelahnya, materi editing dengan aplikasi Snapseed. Fyi, Snapseed adalah aplikasi editing terbaik dan termudah menurut saya, dan ya aplicable banget. Mulai dari mencerahkan, menghilangkan objek yang tidak diinginkan, crop, filter, seleksi, dan fitur-fitur lainnya.
Pelatihan Basic Sosial Media Marketing Instagram
Kalau sudah punya fotonya diapain? Upload dong, jangan disimpan aja ya! Apalagi bagi pelaku Ekraf/UMKM, posting dan ngonten sudah jadi kewajiban sehari-hari. Dari banyaknya sosial media, Instagram adalah aplikasi yang banyak digunakan sekaligus mudah dari segi pembuatan konten. Karena selain video, di Instagram juga bisa upload foto dengan teks yang cukup panjang untuk menjelaskan produk, singkatnya seperti memiliki brosur online yang bisa diperbarui kapan saja.
Pada sessi Sosial Media Marketing Instagram ini, saya menekankan pada Branding di Instagram, syarat branding adalah konsisten. Dan itulah memang yang berat tapi tak diragukan lagi powerfull untuk bisnis online. Di sessi ini, kami mengajak peserta untuk praktek langsung mengubah akun personal menjadi akun bisnis, dan jika pun belum punya, dipandu untuk membuat akun Instagram bisnis khusus jualannya.
Di akhir, peserta diajak untuk praktek langsung menggunakan foto yang sudah dijepret dan diberikan caption sesuai yang sudah di share dengan menggunakan hastag yang sudah ditentukan biasanya kami gunakan hastag nama desa dan hastag #BedasBeraksi untuk mengumpulkan hasil karya peserta. Sebagai tambahan, saya dan Papi memberikan 3 hadiah kepada peserta yang aktif dari awal hingga akhir juga langsung praktek materi foto dan Instagram.
Keliling Desa di Kabupaten Bandung
Awalnya saya hanya berpikir ini adalah satu kegiatan dari Disbudpar Kab. Bandung. Tapi ternyata ini adalah program dari Disbupdar Kab. Bandung yang berjalan di tahun 2022 ini, setidaknya ada 40 pelatihan yang akan diadakan di desa-desa terpilih, tak selalu fotografi dan Instagram Marketing, bisa saja yang lain disesuaikan dengan produk unggulan desa. Misalnya komoditi utama di desa tersebut adalah jagung, maka pengolahan jagung lah yang akan menjadi fokus pelatihannya. Bagus ya program Disbudpar Kab. Bandung ini.
Diawali di Desa Tarajusari, lalu lanjut ke desa – desa lainnya seperti desa Rancatungku, Karyalaksana, Panundaan dan desa – desa lainnya di Kabupaten Bandung. Senang sekali menjadi bagian dari program keren ini. Senang juga bertemu dengan Pak Mohem, Teh Yani juga teh Maya dari Disbudpar Kab. Bandung yang memberikan kepercayaannya selalu kepada saya dan Papi. Dalam seminggu, kami bisa 2 kali keliling desa memberikan pelatihan seperti ini.
Hal yang paling saya syukuri adalah kesempatan berbagi ilmunya. Apa yang sudah saya dan Papi pelajari dan lakukan bisa lebih bermanfaat lagi karena kami bisa membagikannya lebih luas. Dengan harapan dapat membantu bangkitnya ekonomi desa. karena setelah keliling ke beberapa desa, produknya ini tak kalah bagus loh dengan produk yang sudah di branding.
Misalnya produk kopi luwak, produk keripik dan kuliner, sampai produk fashion yang memiliki kualitas dan keunikan tersendiri. Sayang sekali kalau tak bisa dipasarkan lebih luas lagi.
Doakan saya dan Papi ya lancar dan sukses dalam membagikan materi foto dan basic Instagram Marketing ke warga desa di Kabupaten Bandung. Semoga yang kami bagikan menjadi berkah dan ilmu yang bermanfaat dan membawa kebaikan dan kesuksesan pada pelaku UMKM di Kabupaten Bandung, sehingga ekonominya terangkat, lalu keluarga dan desanya menjadi sukses dan sejahtera.
Nah mau tanya ahh, di sini siapa yang emang sudah terbiasa foto dengan smartphone? Sering menemukan kesulitan ga? Kalau iya, yuk boleh sharing ke saya siapa tau saya bisa bantu ya, hehe. Ikuti juga ya saya @thayasintha dan @parmadibudiprasetyo di Instagram biar kita connect dekat secara online.
terima kasih kak untuk informasinya….
Ya ampuuun, mau banget sih aku kalo belajar foto produk dari smartphone gini mba. Selama ini kalo posting apapun, aku juga pake hp. Mana pernah lagi pake DSLR atau mirrorless. Sampe kepikiran mau aku jual saking ga kesentuh 🤣
Kalo utk editing aku biasa pake Lightroom pro sih. Msh kagok pake Snapseed. Mungkin Krn ga biasa aja kali Yaa.
Palingan suka bingung kalo foto objek kayak buku, soalnya kan aku sering review buku juga Yaa. Jadi kebanyakan fotonya ya begitu2 aja. Mungkin hrs beli prop set lebih beragam kali ya 😅? Buat hiasan fotonya?