Yasinyasintha.com – ” Owh, saya haid ! ” suatu sore saya terkejut, maklum dari setelah melahirkan ia, baru kali ini saya haid lagi mungkin itulah yang disebut dengan KB alami karena saya aktif menyusui. Lalu buru-buru mikir KB apa baiknya yang paling pas dengan saya soalnya saya tipe pelupa haha jadi KB pil udah pasti dicoret dari list. Saya udah mikirin KB dari lama sebenarnya, cuma baru mikir keras setelah mendapati diri saya haid lagi. Jangan ditiru yah, karena KB itu baiknya dilakukan sejak 40-60 hari sejak melahirkan.
Table of Content
Memutuskan KB IUD
Memutuskan KB IUD ini jadi sangat personal bagi saya, ya tidak mudah sama sekali karena kejadian tetap hamil padahal KB IUD lalu keguguran karena infeksi bukan hal yang mudah saya lupakan. Tapi setelah menimbang-nimbang, bertanya ke beberapa teman dan membaca artikel tentang kesehatan, KB IUD merupakan KB yang paling efektif dan aman. Tidak membatasi ruang gerak kita, tidak ada pantangan, juga tidak ada efek samping yang signifikan seperti jadi gemuk atau flek ke kulit. Kecuali kalau ga cocok, pasti ada beberapa hal yang dirasakan ( nanti dibahas lagi yak soal ini ).
Sebelumnya, saya sudah mendatangi bidan tempat imunisasi vira saat vira 10 bulan, sebelum saya haid pertama setelah melahirkan. Saya diperiksa terlebih dahulu, awkward banget sih karena diminta mengangkang dengan posisi seperti mau melahirkan untuk diperiksa dan lebih dari 10 menit jadi makin canggung dan sakit ( karena saya tegang katanya haha ) juga karena alat untuk pasang IUD sudah dimasukkan tapi bidannya memeriksa bagian bibir Miss V dan dinding Miss V yang katanya ada sariawannya ( haha entahlah saya juga bingung ) lalu saya harus menerima kenyataan bahwa tidak bisa dipasang saat itu, melainkan minggu depan setelah saya menghabiskan antibiotik yang diresepkan.
Bidan tersebut juga bilang, akan dilakukan pemeriksaan serupa dan jika kondisi miss V dan dinding rahim masih ada sariawan, saya tidak bisa dipasang IUD saat itu juga. Ini agak membingungkan saya jujur saja, mengingat ini bukan kali pertama saya dipasang IUD. Dulu 4 bulan setelah melahirkan io, saya pasang IUD ke SpOG dan langsung dipasang saja. Saya ga tau pasti yang terjadi, haha ya maklum ku orang awam juga sik. Dan kebetulan banget saya ga keburu balik ke sana setelah minum antibiotik karena anak-anak keburu sakit dan ya bisa dibayangkan kalau 2 anak sakit sekaligus kan.
Saya enggan kembali untuk pasang IUD ke bidan tersebut akhirnya karena sudah lewat seminggu dan juga saya tidak bisa menerima kenyataan harus menjalani hal serupa. Sekitar 2 bulan kemudian saya haid pertama ( beberapa hari setelah vira ulang tahun yang pertama ) dan oke langsung memutuskan jika nanti pasang KB IUD mau coba ke dokter kandungan saja. Yang paling dekat dari rumah saya adalah RSU Hermina Arcamanik.
Yap, pada akhirnya saya mantap memilih kontrasepsi berupa KB IUD saja. Toh dulu pas io pun 2,5 tahun lebih saya menggunakannya nyaris tanpa masalah. Soal hamil lagi, tidak ada KB yang menjamin seseorang tidak akan hamil. Hamil atau tidak, sepenuhnya kuasa Allah SWT ( tuh kan jadi ceramah haha monmaap )
KB IUD di RSU Hermina Arcamanik
Fyi ini bukan endorse ya, sepenuhnya pengalaman pribadi ( aka curhat ) dan berharap bisa membantu buibu yang lagi cari info soal KB IUD.
Akhir April 2019 saat sedang haid hari terakhir saya memutuskan untuk ke Hermina Arcamanik, saya tidak spesifik harus ke dokter kandungannya siapa jadi saat saya mengetahui ada beberapa SpOG wanita yang praktek saya langsung booking dan datang. Saya memilih dr. Ani Supriyatni, SpOG karena dulu pernah juga beberapa kali diperiksa oleh beliau.
Setelah saya bilang mau KB IUD dan bilang bahwa sedang haid hari pertama. dr Ani ini menjelaskan bahwa sebaiknya pemasangan IUD justru pas haid sedang deras tapi ga terlalu deras ( waaw aku tak bisa membayangkannya haha ) karena pada kondisi tersebut rahim sedang terbuka juga demi kenyamanan pemasangan karena jadi tidak terlalu sakit dan biasanya setelah pemasangan kadang terjadi sedikit pendarahan, jadi jika sedang haid jatohnya jadi sekalian. Oke i get it, saya angguk-angguk tanda mengerti, lalu saya dipersilakan untuk tiduran dan dilakukan pemeriksaan USG melihat kondisi rahim.
Setelah dinyatakan oke, lalu saya berpindah ke kursi untuk melahirkan dengan posisi setengah duduk. Lalu dr. Ani dengan cekatan dibantu oleh suster menyiapkan peralatan dan mengatakan akan melakukan pemasangan KB IUD Copper T dengan durasi kontrasepsi selama 5 tahun. Sakit ga ? Ya mayan ngilu pas alat untuk merenggangkan mulut miss V dipasangkan tapi tak sampai 5 menit ternyata udah selesai. Bahkan saya gatau kapan IUD tersebut dipasang. Tiba – tiba udah selesai, saya malah jadi bengong sendiri haha.
Saya yang masih ( merasa ) bego lalu merapikan pakaian dan duduk kembali. dr Ani lantas memberikan resep berupa antibiotik ( Amoxsan ) dan pereda nyeri ( Mifenal ) sebagai antisipasi kram perut atau sejenisnya. Sayangnya dr. Ani tidak menjelaskan hal apa saja yang mungkin terjadi jika memasang KB IUD atau keunggulan atau memberitahu tanda – tanda apa saja yang mungkin terjadi jika ternyata KB IUD ini tidak cocok.
Saya keluar ruangan dan menuju kasir, tertulis biaya yang saya keluarkan senilai : Rp. 830.000, saya diminta datang lagi seminggu kemudian untuk diperiksa kembali posisi IUD.
Periksa IUD di Hermina Arcamanik
Anak – anak sakit hampir seminggu, jadi jadwal cek IUD ini terpaksa saya tunda. Saya baru bisa datang 2 minggu kemudian, begitu bisa pergi saya langsung reservasi dokter kandungan, siapa saja tak harus dr. Ani lagi yang penting dokter kandungan. Lha wong hanya cek ( pikir saya ) dan diburu waktu mumpung bisa.
Akhirnya saya dapat jadwal ke dr. Rina Eka Puspitasari, SpOG setelah menunggu hampir satu jam, saya akhirnya dipanggil dan dipersilakan untuk berbaring, kemudian dokter dan suster melakukan pemeriksaan dengan menggunakan USG 2 dimensi ( yakali 3 dimensi ahh kamu mah Tha, haha ) lalu dokter menjelaskan posisi IUD nya bagus.
Agak surprise sih saat duduk karena kemudian dokternya menurut saya sih agak judging soal kenapa saya baru pasang KB setelah setahun melahirkan, harusnya 40-60 hari langsung pasang KB jika berencana untuk tidak menambah anak dulu. Kemudian dokternya cerita mengenai beberapa pasiennya yang menunda KB karena alasan belum haid pasca melahirkan, ” jangan – jangan ibu Yasinta gini juga lebih mendengarkan teman “ katanya. Whaaat, aku dituduh dong ^^
Tapi sisi baiknya dokter Rina ini memberikan edukasi setelah pemeriksaan tentang KB IUD ini merupakan kontrasepsi yang aman dan nyaman. Aman karena tidak ada efek samping pada hormon tubuh, nyaman karena tidak ada pantangan aktivitas tertentu atau makanan tertentu.
Beliau juga menjelaskan bahwa ada kemungkinan haid akan lebih banyak dan lama selama 3 bulanan, dan memberikan PR jika hari “bersih” dalam sebulan lebih kurang dari hari haid, maka sebaiknya KB IUD ini dicabut karena berarti tubuh menolak dan harus mengganti metode KB.
Saya dipersilakan pulang dan mengecek KB IUD 6 bulan lagi jika tidak ada keluhan, jika ada keluhan kapanpun dipersilakan untuk konsultasi. Untuk pemeriksaan ini biayanya hanya konsultasi saja senilai Rp. 205.000.
Memutuskan memasang KB IUD adalah hal besar bagi saya, artinya saya harus berdamai dengan kejadian buruk di masa lalu. Semoga KB IUD yang terpasang sekarang bekerja dengan baik sesuai rencana yaa ( aamiin ). Teman – teman sendiri bagaimana nih soal KB ? Boleh share juga pengalamannya ya.
Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi yang sedang merencanakan KB IUD ya.
Hmmm… Aku masih bingung nih Tha mau pakai IUD ya sama sih karena masih ragu dengan kejadian hamil dengan IUD sebelumnya. Sekarang juga sedang mempertimbangkan untuk pasang IUD lagi. Mudah-mudahan diberikan kemantapan. Thanks sharingnya ya, aku biasanya ke dr. Rina di Arcamanik juga
Wah pasien dr. Rina ya teh ? Hihi
Aku mah emang rada takut aja teh, pasang IUD tapi hamil lalu keguguran, mudah-mudahan ga sampai terjadi lagi. Mudah-mudahan sesuai rencana, dua anak cukup heheheh
Teh aku juga baru haid setelah Rayi 13 bulan, waktu itu ke bidan nanya sebelum dapat haid ya ga bisa pasang iud makanya aku ga gimana2
aku teh bimbang iud atau ga yah?masih bingung 🤣
Iya tapi kata dokter mah ningan ga mesti dapet haid dulu cenah, emang bikin bingung hahah.
Aku akhirnya pasang bari tetep berdoa semoga sesuai rencana, dua anak cukup.
Saat anak pertama belum sempat KB. Haidh pertama saat debay usia 6bln. Eeh debay 11 bulan aq udah hamil lagi (maa syaa Allah).. bkn ga bersyukur, tp mau ikhtiar ga kebobolan lg.. krna punya anak jarak dekat, luar biasaaaa apalagi klo si Kaka jealous sm adiknya.. waaah.. rencana KB suntik 3 bln,sesaat stlh melahirkan.. Yap tepat 40hr lgsg suntik ke bidan. Katanya nnti ada efek flek2 dikit perdarahan. Seminggu sih aman ga ada flek atau apa.. tp stlh seminggu flek datang, dikasih obat.. daaan perdarahan ga henti jg smpe usia debay skrg 3 bln. Brarti udah 2bln yaa.. nah sring sakit jg di kepala. Trnyata katanya aq sensitif hormonal, ga cocok KB itu. Daaan skrg bingung mw KB apa. Krna klo pil, aq ga telaten. Lupaan minumnya.. KB 1 bln, pengaruh asi. Disarankan KB iud.. tp smpe saat ini masih takut bayangin ada alat masuk ke bagian dalam tubuh Qt.. iih merinding rasanya gimana 😭. Belum ending, rencana Sabtu ini mw ketemu dr kandungan di Hermina Daan Mogot tmpt biasa kontrol saat hamil. Ada sarankah dr mba Yas..
Hai Mbak Umma, thank you sudah mampir dan berbagi cerita. Saranku konsultasi lah ya pasti sama obgyn mengenai permasalahan KB ini. Soalnya aku juga baru pasang lalu 2 bulan pendarahan sampe drop terus tekanan darah tiap mau haid. Tapi bulan ketiga alhamdulilah membaik. Jadi emang cocok-cocokan ya. Kalau ga cocok KB Hormonal kaya suntik coba yang lain mbak. Kalau kata dokter obgyn di luar aku konsul IUD ini paling aman karena ga ngaruh ke hormon.