Rectoverso ; Cinta Yang Tak Terucap

review film Rectoverso

Berkali-kali saya membaca buku Rectoverso, kumpulan cerita pendek lebih lengkapnya. Tentang cinta yang tak terucap. Baru mendengarnya saja, rasanya hati ini sudah teriris. Dan saya jadi ingat beberapa tahun lalu menonton film.
Masihkah ada yang ingat juga ?

review film Rectoverso
Rectoverso

Film RECTOVERSO

Sebuah film omnibus indonesia yang terbaik, jelas sekali genrenya sama. Cinta,  cinta yang tak terucap. Kelima cerita tersebut adalah Malaikat Juga Tahu, Curhat Buat Sahabat, Hanya Isyarat, Firasat, dan Cicak di Dinding. Kelima cerita tersebut diangkat dari buku kumpulan cerpen karya Dewi Lestari *bukunya sudah lecek saya baca terus.

  • Cicak Di Dinding
  • Firasat
  • Curhat Buat Sahabat
  • Hanya Isyarat

Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki.

Adalah kutipan dari cerita Hanya Isyarat dalam film Rectoverso yang paling saya suka, berkisah tentang seseorang wanita yang mencintai seorang laki-laki yang hanya bisa dikatakan lewat isyarat, ia tidak bisa memilikinya. Jadi hanya menikmati nya sebatas punggungnya, bahkan ia tak tahu warna matanya, dan siapa namanya.

  • Malaikat Juga Tahu
    Berkisah tentang Abang yang memiliki keterbatasan mental  yang punya kebiasaan menyusun sabun menyerupai piramida sampai jumlahnya seratus dan ia selalu menjadwal warna baju yang mau ia cuci berdasarkan hari. Kalau hari Senin bajunya warna putih, Selasa warna terang, dan Rabu warna gelap. Kalau ada yang melanggar, ia akan tahu dan tidak mau menerima.
    Ditengah cerita ini abang mulai menyukai Leia, salah satu penghuni kost di sana. Leia adalah sahabat Abang yang paling mengerti dia.
    Suatu hari, adik abang pulang dari luar negeri dan seiring berjalannya waktu ia pun mulai suka terhadap Leia. Mereka akhirnya memiliki hubungan dan berniat menikah, tetapi Ibu Abang menjelaskan bahwa Abang akan sangat kecewa karena ia menyukai Leia.
    Ibu Abang meminta Leia dan Hans, adik abang untuk berpura-pura tidak terjadi apa-apa di depan Abang. Namun, mereka berdua tidak setuju dan memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan Abang.
    Nah, di sini klimaksnya. Abang menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang, di sini Lukman Sardi sukses membuat saya menangis takhenti-henti. Yang paling membuat saya terbawa adalah ketika Abang pernah menulis pesan kepada ibunya lebih kurang seperti ini, “Seratus itu sempurna, tetapi kamu satu lebih dari sempurna” kalimat tersebut ia tujukan untuk Leia. Dan scene akhir cerita ini membuat saya menitikkan air mata. Abang yang mengamuk mengingat Leia dan berakhir tertidur dipelukan Ibu Abang. *hati rasanya berdarah-darah.

Dari total cerita di film itu, saya sih secara emosional hanya terikat pada 2 cerita tadi. Malaikat Juga Tahu dan Hanya Firasat
Selebihnya, saya ga memiliki chemistry yang gimana gitu, menurut saya cerita Hanya Firasat ini terlalu absurd aja sih, ga jelas kenapa nganterin kue terus ke klub firasat ini. Tapi lagunya saya suka banget *hehhee

Ternyata tidak hanya cerita Malaikat Juga Tahu yang memiliki kalimat-kalimat yang keren. Di setiap cerita dalam film ini terdapat filosofi dan dialog nya saya terdapat kata-kata yang keren *bisa dijadikan quotes lah hehhe
Misalnya dalam cerita Cicak di Dinding. Mengapa cicak? Karena cicak itu melekat dengan tembok dan cicak itu sebetulnya menjaga manusia dari gigitan nyamuk, tapi terkadang keberadaannya tidak diinginkan.
Dalam cerita firasat. Mengapa kita diberi firasat? Atau mampu merasakan firasat ? Bisakah firasat mengubah jalannya takdir ? Kalau tidak bisa mengubah takdir, untuk apa ada firasat? Firasat itu tidak bisa mengubah apapun.
Firasat itu ada untuk membuat kita bisa menerima. Saat kita menerima, kita juga belajar berdamai dengan hidup.
Sedang dalam cerita Curhat Buat Sahabat, saya agak lupa-lupa ingat sih. Yang jelas pesannya jelas : Buka mata terhadap siapa yang selalu ada untuk kita, karena tak selalu cinta itu bisa terucap.

Secara keseluruhan film ini keren dan bagus banget deh, banyak filosofinya. Memang ga salah ya saya jadi fans nya Dee.

Yasinta Astuti

4 thoughts on “Rectoverso ; Cinta Yang Tak Terucap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *