[Dunia iioo] Mengendalikan Emosi Dalam Mendidik Anak 

kids portait, parenting, mengendalikan emosi dalam mendidik anak

” Kemarahan kita pada anak tidak membawa kita ke mana – mana kecuali penyesalan “

Satu dari banyak hal yang saya suka dari sekolah iioo adalah rutin diadakannya kegiatan parenting, pesertanya orangtua murid ( tidak boleh diwakilkan, mending ga usah datang dan itu dari kepsek langsung ngomong gitu ) narasumbernya beragam, mulai dari psikolog hingga praktisi anak.

Sabtu lalu ( 17 Desember 2016 ) saya hadir, dengan materi yang sangat penting buat saya ” mengendalikan emosi dalam mendidik anak ” narsumnya adalah Bapak Tjatur Hendra seorang mentor lapas anak. Sebelumnya, acara ini kita orangtua ga boleh tuh main handphone fokus materi dan anak aja. Jadi saya ga punya foto Bapak pematerinya.

Mengejutkan sekali diawal sharing, ketika Pak Tjatur ini menceritakan mengenai kasus terbarunya, adalah anak laki-laki berusia 16 tahun asal Cirebon yang divonis 10 tahun penjara, padahal vonis maks pada anak adalah 5 tahun, selidik punya selidik anak tersebut melakukan tindak asusila sekaligus pembunuhan, pembunuhannya tak tanggung, korban yang notabene adalah pacarnta sendiri di ikat dan ditaruh di rel kereta api. Naudzubillah… *denger ini merinding plus pengen nangis kasian orangtuanya dan masa depan anaknya.

kids portait, parenting, mengendalikan emosi dalam mendidik anak

Sudah sedemikian parah anak-anak zaman sekarang, hingga nalar kita yang orang dewasa saja perlu meraba-raba kok bisa begitu ” pak Tjatur menambahkan

Ternyata ini dipengaruhi oleh emosi anak yang tidak stabil, pada pengasuhan, jadi jangan serta merta menyalahkan lingkungan toh ada beberapa kejadian anak yang bermasalah merupakan siswa pondok pesantren, ini berarti lingkungan yang baik tidak menjadi jaminan anak akan memiliki perangai baik walaupun tentu akan mempengaruhi juga sebaliknya *cmiiw

Mengasuh anak sendiri adalah jalan terbaik yang bisa dilakukan orangtua, dengan tentu saja terus berupaya memperbaiki diri walaupun tidak semua memiliki kelonggaran mengasuh anak sendiri karena beberapa alasan. Ini tidak mengapa katanya, asalkan ketika kita bertemu anak, emosi kita stabil juga orang yang mengasuh anak kita, mampu mengendalikan emosi. Jika anak berlaku tidak sesuai dengan keinginan, jangan serta merta langsung marah. Karena katanya bisa saja anak tidak mengerti apa-apa. Membentak atau memarahi tidak memberi anak pelajaran, itu malah membuat bad memory pada anak bahwa kita orangtua tidak sayang pada mereka.

Jika ada kondisi saat anak berlaku tidak sesuai dengan keinginan kita dan membuat kita naik pitam, ketahuilah jangan langsung bereaksi. Berteriak pada anak selalu berhasil membuat ia patah hati, turunkan volume suara. Jika sedang dalam posisi berdiri maka duduk/jongkok abaikan situasi yang membuat kita marah tadi, fokus pada anak. Katakan dengan baik – baik dan intonasi sebiasa mungkin apa yang sebenarnya kita inginkan, sebagian besar mengatakan ini berhasil.

Ps : saya udah coba dari dulu dan berhasil.

kids portait, parenting, mengendalikan emosi dalam mendidik anak
iioo, my precious

Ternyata memberitahu dengan cara yang baik lebih efektif. Beda dengan yang biasanya meneriaki anak, kalau kita tidak aware, level meneriaki ini akan terus naik. Sama hal nya jika terpaksa menggunakan power of orangtua yang kadang gemes cubit – cubit gemesh anak kalau nakal, level cubit-cubit ini akan naik terus. Level akhirnya apa ? Anak kebal terhadap kemarahan kita ( duh jangan sampai )
Saya selalu percaya situasi buruk yang disampaikan dengan bahasa yang baik akan menghasilkan situasi yang ga buruk-buruk amat. Maka sejak parenting tersebut saya lebih melatih diri untuk mengendalikan emosi.

” Jadi orangtua ga boleh marah ? “

Boleh dong kita manusia loh jeng bukan kulkas. Cuma kendalikan kemarahan kita, saat sesuatu berubah sangat buruk dan sekiranya tak bisa menahan marah, setidaknya jangan bereaksi berlebihan. Level suara tinggi ( tegas/bukan marah ) masih wajar tapi jangan sampai bereaksi lain seperti jewer atau fisik lainnya. Atau time out dulu buat cooling down. Tidak udah bereaksi, take a breath. Percayalah, setitik tindakan fisik membekas pada anak, iya saya mengakui itu. Kita tak pernah dendam pada orangtua, tapi memori pernah diapain itu tak jua bisa kita lupa.

Nafas naga adalah salah satu tips yang diajarkan pak Tjatur, lucu deh ini : Tarik nafas dalam lalu menghembuskan dengan mulut terbuka hahaha, pastikan saat menghembuskan ga ada orang di kiri kanan wkwkwkwk

Lepas materi ini kami orang tua masih bisa tanya jawab sesuai kebutuhan, saya tidak menanyakan apa-apa, ada perasaan takut PR nambah lagi haha. Ga sih, sebenernya saya kira io adalah anak yang baik dan pada tahap nakal yang masih biasa, io masih mendengarkan ( walau perlu perjuangan wkwkwk — namanya anak-anak) dan iioo sangat baik, menyenangkan dan menghibur

PR saya tinggal konsisten aja kayanya, semenjak punya io saya sudah bertekad jadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih stabil dalam mengelola amarah. Agak sulit memang mengingat jujur saja saya dilahirkan dari keluarga yang menyenangkan tapi tempramen hehe.
Dari yang saya simpulkan, kebanyakan orangtua secara tidak sadar meng-copy cara mendidik anak sesuai bagaimana ia dididik, nah yang harus di-copy itu nilainya bukan caranya.

Saya jadi ingat dulu bareng sama adik saya yang benar-benar belajar perkalian ditemani dengen penggaris bareng Bapak ( pasti udah tau itu penggaris buat apa haha ) , juga saya yang belajar ngaji tanda baca jabar – jeer – pees – sukun – tajwid ditemani beberapa batang lidi oleh guru ngaji ( ini juga pasti tau kan itu lidi buat apa ahaha ) hasilnya berhasil luar biasa. *pada zamannya.

Hari ini ngajarin anak begitu, hari ini nemuin guru gitu, kelar idup lo. wkwkwk

Banyak yang harus dipelajari jadi orangtua, ga ada sekolahnya. Itulah mengapa saya bersyukur punya anak saat ini saat ada beberapa alternatif mendengarkan dan bisa jadi lebih bijak. Ini acara parenting pertama di sekolah iioo yang saya ikutin, semoga selalu bisa ikut, selalu juga bisa jadi orangtua yang baik untuk io.

Selepas acara ini, kami dipersilahkan mencicipi kudapan yang disediakan sekolah. Anak-anak duduk rapi  makan makanan mereka sendiri, usia anak di sekolah iioo beragam dari 2 – 6 tahun sementara anak yang lain makan, io sih buru-buru menyabet mic yang menganggur. Ngapain lagi kalau bukan nyanyi, ” iioo anak yang menghibur bu ” begitu kata salah satu bundanya.

Saya tersenyum, mengangguk dalam hati. Begitulah iioo, ia penghiburan saya penghiburan kami. Begitulah iioo diajarkan, begitulah saya diajarkan.

Nilainya sama, caranya beda

Semoga kita selalu bisa jadi orangtua yang baik untuk anak-anak.

Salam hangat,

yasinyasintha.com

11 thoughts on “[Dunia iioo] Mengendalikan Emosi Dalam Mendidik Anak 

  1. PR banget ini buat aku Mba’, kadang aku juga masih sering marah dengan nada tinggi ke si kecil kalau pas lagi emosi. Semoga ke depannya bisa lebih sabar lagi.. 🙂

    1. Iya sih mas dikeluarga saya juga gitu yang suka di tekankan, pengennya emang begitu. Tapi itu dia perlu pengendalian emosi yang baik untuk bisa mencapai tahap selalu tenang menghadapi anak 😀
      Semoga kita selalu menjadi orangtua yang baik dan teladan untuk anak-anak kita.

  2. kalau aku udah nggak mau marah, Yas 🙂
    Capek hati dan tenaga.
    Namanya anak ya, kita keras, mereka lebih keras lagi. Caranya gampang ya itu, diam nggak banyak ngomong, ntar mereka berasa sendiri 😀

  3. iya itu memang susah sekali apalagi bagiku ibu yang bekerja, kalau sudah capai tapi anak suka ngeselin rasanya kepala mau pecah, biasanya aku diam dulu , acuhkan dia agar aku agk emosi , kalau aku sudah tenang dan anak juag sudah tennag baru deh aku omongin baik2

  4. Kerasa belajar mengelola emosi saat uda punya anak 2, teh…
    Telat banget yaa…?

    Semoga anak pertamaku gak punya bekas luka (dari mama) yang tempramen…heuehuu…

    Haturnuhun sharingnya teh..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.