Heyhooo teman-teman.. #SabtuFutu kali ini papi lagi nyibuk syekaleee dengan urusyan perpajakan. Jadi maaf ga ada materi teknis. Saya mau cerita aja seputar motret prewedding yang kadang memeras dan mendorong diri jauh dari yang pernah saya kira. Ternyata bisa karena terpaksa terbiasa itu ada *ngacung.
Saya ini beneran tim hore. Meniti dari awal bersama papi. Yes, dulu saya tukang bawa tas papi. ga ngerti harus ngomong apa, foto yang bagus itu seperti apa, bagi saya asal keliatan wajah cerah itu bagus ga peduli background ada orang, sampah atau tiang listrik. Selama wajah orang itu jelas itu adalah foto yang bagus *jangan ngetawain ?
Untunglah ini papi ( dulu manggilnya masih ayank *huwoooh ) berjiwa sabar. Mau sedikit ngajarin dan naikin jabatan. 2011 saya akhirnya jadi tukang megangin reflektor ? dan saya disitu udah sangat merasa berarti. Ilmu nambah, karena ternyata foto itu bukan tentang muka yang terang benderang, memahami efek shadow dan arah cahaya matahari. Duh saya ini anak matahari soalnya, matahari diatas ubun-ubun ga ngaruh bagi saya. Tapi ketika belajar ini saya jadi tau saya harus memahami matahari *hello sun shine —pake kacamata.. Hingga akhirnya saya jadi penata gaya (dari sini udah lumayan agak pinter ), jadi tukang ngiklan sana sini, udah berani meeting sendiri, dan berani pegang kamera gantiin papi sekali-sekali. Ilmu nambah tanggung jawab nambah ya. Tapi terbukti dengan ilmu tingkat percaya diripun meningkat.
Motret prewedding : tangan, kaki , hati dan isi kepala.
Mau jadi tim hore, penata gaya, asisten, secon photographer ataupun makeup artist. Semuanya melibatkan keseluruhan diri kita. Bagaimana mengatasi orang pasangan dengan beda sifat yang kadang berlawanan, membuka pembicaraan, mencairkan suasana, benerin makeup, poni, hijab, blocking, rapiin baju, nyiapin properti prewedding, mengarahkan, berkelakar, mencari ide dan solusi dadakan dan masih banyak lainnya. Dalam sebuah foto prewedding, setiap orang yang terlibat mau tidak mau akan melibatkan keseluruhan dirinya.
Itu yang harus dilakukan ketika kita ingin hasil yang maksimal. Dari kualitas foto juga dari hubungan dengan klien. Kadang yang bikin mahal itu bukan fotonya, tapi service nya. Layaknya saat kita pesan juice di warung dan di resto. Kenapa harganya bisa 5 kali lebih mahal, karena saat di resto kita akan diperlakukan dengan sangat baik.
Motret prewedding ini gampang – gampang sulit, karena tidak semua paham kondisi dilapangan. Misal, pengen pose kaya gini ( nyodorin hp dengan foto orang korea ) sedangkan venue di asia afrika misalnya. Nah tugas kita tuh pake hati dan isi kepala buat membuat mereka ngerti tapi tetap happy, dengan memberikan hasil yang beda dengan menonjolkan merekanya, tidak terfokus pada sample yang tidak mungkin diikuti.
Motret prewedding ini butuh kondisi prima. Karena tak jarang saya dan papi juga tim dulu harus pulang larut. Dilokasi prewedding pun kadang kala manjat, manjat, guling-guling, tiduran demi hasil foto yang bagus. Tapi dengan motret prewedding ini, saya bertemu dengan orang dari seluruh indonesia. Dengan lagam gaya bahasa yang berbeda, dengan kisah cinta yang berbeda-beda, yang menuntut akhirnya pada diri bagaimana bisa menyesuaikan diri dengan cepat saat dihadapkan bertemu dengan pasangan yang cerita cintanya harus kita selami dan refleksikan dalam foto. Dari prewedding ini membawa saya dan papi jauh dari rumah, bisa keliling kesana kemari gratis, mencicipi kuliner di berbagai tempat, menjajal daerah yang tak pernah terpikirkan sebelumnya akan mampu kami datangi, masuk ke area VIP dan banyak lagi tempat yang mampu kami datangi. Dengan bekerja tulus melibatkan tangan, kaki, hati dan isi kepala nyatanya saya bisa tau, dunia ini luas. Seluas kita melangkahkan kaki. *maklumin ya saya ini dulunya jarang piknik.
Intip ya foto-foto jadul saya saat motret prewedding dulu *siap-siap nahan ketawa ya ini foto -foto jadul haha
Duh buka file nya aja saya ketawa-ketawa.. Ternyata saya alay juga ya gaya nya. Muke udah kucel tetep w kudu di foto >.<
Pernah banget deh 4 hari berturut-turut prewedding di rapel dengan dua klien yang berbeda. Dari prewedding di bandung, lanjut ke taman bunga nusantara, lalu ke sukabumi. Habis itu lanjut ke jakarta, lalu ke pulau seribu. Pantes ya dulu kurus karena banyak gerak ga kaya sekarang wkwkwkwkwk.. ( ioo cepet gede yu kita jalan-jalan )
Motret prewedding ini bikin saya mengenal diri saya sendiri, bagaimana cara menempatkan diri juga bersikap kepada orang, alhasil sampai saat ini banyak klien yang menjadi teman. Topiknya pun beragam malah jarang bahas tentang fotografi, yang dibahas adalah sale dan kosmetik *maklum yee namanya juga ciwiii….
Nah ini saya bersama beberapa klien
Dikit aja ahh bisi disangka promosi foto prewedding wkwkwkwk
Tips motret prewedding ala saya :
– Komunikasi adalah numero uno. Tanya dan dengarkan keinginan pasangan tersebut mengenai foto seperti apa yang mereka inginkan. Jika kamu yang prewedding berarti ungkapkan keinginan kamu ya.
– Bikin plan A dan plan B. In case of emergency something goes wrong. Misalnya mengenai lokasi dan cuaca.
– Profesional tapi tetap fleksibel. Bersikap profesional sepanjang hari malah bakal bikin pasangan kaku kaku kaya paku. ahahaha
– Jalin komunikasi saat pemotretan. Terjun dan larut lah bersama kisah mereka. Tangkap emosi yang tersirat, jangan terlalu serius tapi tetap ya profesional. Intinya pandai melihat waktu dan tempat
– Jadilah teman mereka. Cairkan suasana dengan pembicaraan lain yang menarik saat istirahat.
– Jadi superman-superteam.Usahakan bisa membantu kebutuhan mereka.
– Bekerja dengan ikhlas, tulus , berdedikasi and being humble
Saya ga bahas teknik ya. Selain saya ga begitu jago saya yakin banget deh kalau seseorang udah berani buka jasa foto wedding prewedding berarti kemampuan fotografinya sudah sangat baik. Karena saya dan papi pun ga terlalu memikirkan tentang foto yang bagus atau perfect. Bukan, bukan kita tak peduli dengan hasil bagus, hasil foto akan bagus manakala kita menyatu dengan objek. Foto akan perfect manakala orang yang difoto memiliki mood yang bagus, foto yang bagus akan mengalir begitu saja. Bahkan bisa jadi lebih bagus dari yang kita bayangkan tadinya. karena apa ? Karena mood yang bagus adalah penentu foto prewedding berhasil. Terlepas dari dukungan kostum, makeup, lokasi dan faktor lainnya. Mood mereka adalah segalanya. Maka untuk saya dan papi selalu menekankan kepada klien, untuk menikmati sessi preweddingnya. Dan alhamdulilah berhasil.
Benar memang, motret prewedding itu tangan, kaki, hati dan isi kepala bekerja.
Tapi begitulah usaha jasa seharusnya. Dan saya berharap suatu hari nanti mampu turun lagi ke lapangan. Mengerti matahari lagi, melangkahkan kaki lebih jauh dari rumah, belajar hal baru, bertemu orang baru, mendengar kisah baru, mendengar cerita cinta yang beragam. Ya, semoga suatu hari nanti, tangan – kaki – hati dan isi kepala saya lebih mampu berkembang lagi.
Semoga,
Baru nyadar mami iioo ini trnyata imut bangetttt hehehe baby face
Duh mbak ruli saya tersanjung.. Skrg saya ga imut lagi tapi amit :p
Intinya tetep komunikasi dengan calon klien ya mba… aku dulu pernah ngikut temen motret prewed (aku bagian makeupnya) dan kudu bolak balik mastiin supaya keinginan klien bisa terpenuhi ☺.
Waaah mbak molly makeup artist juga ? Salam kenal ya
Kalau menurut saya emang komunikasi nomor 1 biar tau pasti apa yang kita lakukan ini benar untuk memuaskan klien
wahh mbak keren2 kok fotonya…
asyik ya bisa jago fotografi ^_^
kepengen jg saya belajar fotografi
imut banget… biasanya blogger suka pamer kalo di foto… ini mah.. masuk ke blogg tukang potret…
keren
Masuk ke dua-dua nya mak.. Suka difoto juga hihi
Hihihi ini yang moto suami mbak pas prewedding..
Btw saya visit balik ga bisa ngoment nih blog nya kereen banget bikin jadi pengen jalan-jalan
Sehari-hari timmu motret prewed cuma berdua sama Papi doang mbak? Wuih, lumayan juga itu beban kerjanya.
wah kalau cuma berduaa tepar mas ( sekarang )
alhamdulilah kalau sekarang, sekali berangkat skrg udah 3- 4 orang.. Berdua dulu aja pas mulai usaha banget hihihi
Ga berdua mas.. Kalau berdua doang bisa tepaar dijalan hehe
Perjuangan na mantapsss
hihi terima kasih mbaak
Aku suka deh. Teh Sintha ini punya sense of serving yang keren abis. Tapi saking imutnya, aku membayangkan ada fotografer abege yang jalan kesana kemari, hahaha …