Saya emang orang yang ga gampang move on ( duh pembukaannya gini amat ) terlebih setelah dibuat beringas oleh Novel Pulang – Tere Liye akhirnya me time lagi dengan membaca buku kali ini agak kecinta-cintaan ( dari judulnya ) dengan penulis masih Tere Liye, eh damn banget ini sekumpulan cerita syedih dan pilu tentang cinta yang tidak bersatu *robek-robek halaman dijadiin tisyu.
Dan sekali lagi saya membeli buku karya Tere Liye, kali ini dengan judul Sepotong Hati Yang baru dan Negeri Para Bedebah. Ga sabar pengen baca keduanya namun kemudian saya putuskan untuk membaca buku pertama, sepotong hati yang baru. Buku ini merupakan kumpulan cerita – cerita kecil dan pendek dengan ending hampir semuanya memilukan, sehingga setelah membacanya saya juga butuh sepotong hati yang baru karena sepotongnya terbawa oleh kepiluan isinya *tsaaaaah
Semua ceritanya jelas tidak happy ending, mungkin ada beberapa yang menggantung tapi kebanyakan tidak happy ending *iya lah dari judulnya pun sudah jelas ya. Ada beberapa cerita yang masih teringat selalu sampai detik ini. Adalah Kisah Sie Sie dan Sampek Engtay yang merupakan cerita lama, namun baru pertama kali ini saya tau. Kisah Sie ini nyata terjadi tentang seorang istri belian, yang berjuang hidup sekaligus berjuang mati-mati an bertahan dalam pernikahan yang mungkin sudah tak harus dipertahankan lagi, kisah sie ini syarat makna bagi saya, betapa pernikahan dan janji itu berharga sekali.
Dan tentang perasaan tak dapat dipaksa memang benar adanya, tapi ketika kita tulus mencintai dan berbakti bukan tidak mungkin hati seseorang akan luluh, ibarat kata pepatah batu sekalipun mampu tembus hanya dengan tetesan air yang terus menerus tanpa henti. Dengan ending suami sie akhirnya mencintai sie diakhir dan masa tua, penyesalan yang sangat besar.
Baca juga : Review Buku Pulang by Tere Liye
Ada lagi kisah dengan judul ” Percayakah Kau Padaku? ” yang menggabungkan kisah Rama – Shinta dengan kisah masa kini, dengan kejadian hampir sama. Dua-duanya berakhir pilu, seperti yang kita tahu dalam kisah Rama – Shinta berakhir sedih dan begitu menyayat hati, yes Dewi Shinta ini akhirnya ditelan bumi oleh sumpahnya sendiri setelah sabar dalam penantian dan pengakuan yang tak kunjung datang dari Rama, dan Rama yang akhirnya menyesal karena tidak percaya kemudian memutuskan mengasingkan diri bersemedi bersama adiknya.
Pada kisah masa kininya, tentang suami istri yang kemudian kehilangan kepercayaan satu sama lain, yang kemudian membuat si istri pergi sehingga bayi mereka yang masih sangat kecil pun akhirnya menghadap semesta. Sungguh membaca kisah ini saya seperti tertohok sendiri, karena jelas benang merahnya. Dua-duanya karena ketidakpercayaan, yang dikuatkan atau mungkin dimulai dengan isu-isu atau gosip-gosip yang berujung pada kecurigaan dan hilangnya kepercayaan. Bisa apa hubungan tanpa adanya rasa percaya.
Kisah lainnya pun tak kalah seru. Saya membaca ini dalam sekali duduk, nikmat sekali memenuhi malam dengan tertunduk membaca buku. Dalam hidup ada kalanya kita memang sangat membutuhkan sepotong hati yang baru untuk berjalan maju dan meninggalkan kenangan serta rasa sakit, karena hidup dimasa lalu takan membawa kita kemana-kemana kecuali makin terseret kedalam pusara yang tidak berakhir bahagia. Saya percaya setiap orang akan mampu memiliki sepotong hati yang baru, apalagi jika yang bersangkutan berniat menata hati dan kehidupannya. Jika tidak, bersabarlah mungkin sepotong hati yang baru akan dibawakan oleh seseorang yang telah ditunjuk tuhan.
Terima kasih Tere Liye, aku kenyang dengan cerita mu lagi.
Yasinta Astuti
Sama Mak..saya juga ga punya waktu utk me time ala-ala emak yang lain yang suka nyalon. Dan buku (novel sih lebih tepatnya) adalah pelarian yang cukup menyenangkan ya, Mak? Xixixixi..
Saya lagi baca bukunya Andrea Hirata nih, Mak. Dan baca review emak ttg karya Tere Liye ini, jd pengen beliii.. Oiya, kayaknya mesti beli tissue sekalian ya? Hihi..
Aku suka cerita pertama yang jangan geer, jika semua wanita aja, Rama – Shinta, yang ada cindanitanya sama yang terakhir. sepotong hati yang baru
huaa kok mau nulis jika semua wanita sama malah jadi aja -_- duh typo parah aku ini. maafin ya mak hehe