Doa Ibu Bekerja Padaku

Saya adalah seseorang yang banyak terselamatkan hidupnya karena malaikat. Saya punya penjaga yang lebih tangguh dari tukang pukul. Saya punya pendengar yang lebih setia dari pagi yang setia menanti kicau burung. Saya punya pecinta yang lebih hebat dari para pecinta dari kisah cinta-cinta yang rajin di perdengarkan. Singkatnya saya memiliki malaikat.

Malaikat saya berbeda, bukan malaikat yang tanpa cacat. Malaikat itu adalah ibu saya.

Menjalani masa belia bersama ibu tidak mudah bagi saya, terlebih saat ibu saya dikatakan hampir gila karena rumah kami kebakaran, seperti biasa kebanyakan orang hanya mampu berkata buruk entah itu nyata atau tidak, tidak peduli apa dampaknya bagi saya juga keluarga.

Beruntung ibu saya kembali baik atas izin Tuhan dan ia menjadi pendengar dan lebih tangguh dari sebelumnya. Tiba-tiba ia mampu keliling cari beasiswa untuk saya, bolak balik bandung majalaya untuk memastikan cairnya dana. Dan saat saya mulai tumbuh menjadi gadis belia, maka ibu sayalah yang menjadi penjaga. Keluar dari balik pintu atau jendela, entah itu meneriakkan atau sekedar melotot. Percayalah tidak ada yang mau membuatnya marah, karena bahkan tidak marahpun ibu saya ini sudah tampak galak, dan percayalah garis dan takdir hidup yang menggerus kehalusan kulitnya.

Di waktuku masih kecil, gembira dan senang.. Tiada duka ku kenang, tak kunjung mengerang
di sore hari yang sepi, ibuku bertelut… Sujud berdoa ku dengar namaku disebut..
Di doa ibuku, namaku disebut.. Di doa ibuku dengar ada namaku disebut..
Seringlah kini ku kenang dimasa yang berat.. Dikala hidup mendesak dan nyaris ku sesat..
Terlintas gambar ibuku, sewaktu bertelut.. Kembali sayup ku dengar namaku disebut..
Di doa ibuku, namaku disebut.. Di doa ibuku dengar ada namaku disebut..

Saya bahkan mendengar lagu ini dalam acara natal keluarga sahabat yang nasrani. Hati ini begitu tergugu terburu rindu seketika kepada ibu saya. Rasanya masih hangat dalam ingatan, saat setengah 4 sore belasan tahun yang lalu, sering saya mendengar dan melihat sekilas ibu saya mengangkat tangan tinggi-tinggi memohon-mohon agar sang pencipta melindungi anak-anaknya dan memberi segala kebaikan. Maka dari sisi mana saya mesti sombong atau congkak, semua keberhasilan dan kemudahan yang saya rasakan saat ini adalah buah doanya menyebut nama saya dalam doanya..

Ya doa ibu bekerja padaku.

Biar saya sedikit mengingat..

Jadi hanya segelintir orang yang masih mengenalnya, hanya orang terdekat dan benar-benar dekatlah yang mampu mengenalinya. Ibu saya ini wajahnya tiba-tiba berubah setelah kami kebakaran, bukan luka bakar yang mengubahnya. Saya bersyukur hanya saya yang terkena serpihan api yang membekas hingga kini, ibu saya tak kurang suatu apapun selain gorong trauma di hati dan hidupnya. Ibu saya ini wajahnya berubah, sangat berubah. Tak ada yang mampu menjelaskan, ya karena kami tidak pernah benar-benar membawa ibu ke psikiater atau sejenisnya. Dan bisa apa saya yang masih duduk di bangku SMP kelas 3? Hanya menangis diam-diam kenapa wajah ibu berubah. Raut dan bentuk wajahnya berubah, untuk orang sekilas mungkin takan mampu lagi mengenali ibu saya, tapi bagi kami anak-anaknya tentu saja tau dia tetaplah malaikat kami, malaikat saya yang mungkin tengah bertransformasi memakai topeng untuk membuat hati kami semakin yakin bahwa cinta kasih yang indah tidak selalu muncul dari orang yang berparas indah. Ehh jangan salah ibu saya ini masih cantik bagi saya hingga saat ini.

Saya penyanjung ibu, karena saya tahu benar siapa yang berjasa dalam hidup saya. Jika saya dilanda kesusahan dan seluruh semesta berpaling, maka ibu saya ada disana. Ia mengajarkan saya berdoa dengan benar, menjalani hidup dengan tulus dan benar. Belasan tahun lalu saya sering mendengar ibu mengangkat tangannya tinggi-tinggi memohon dan berdoa untuk anak-anaknya agar berhasil dan hidup sejahtera, berdoa dan berdoa.

Dan saya temukan diri saya disini, hidup layak dan sejahtera. Rupanya ini buah doa ibu selama belasan tahun bahkan lebih lama dari itu, dan saya temukan saya disini ingin membahagiakan ibu lewat hadiah-hadiah kecil seperti dulu, mengiriminya surat selamat hari ibu. Doa ibu bekerja padaku, lebih dari yang pernah aku harapkan, dan aku impikan. Dan aku ingin mampu berdoa seperti ibu jua, untuk ioo anakku juga untuk ibu agar Tuhan menyayanginya seperti ia menyayangi aku, bahkan sebelum melihat rupa ku.

Saya dan Mama saat saya masih unyu :p
Saya dan Mama saat saya masih unyu :p
She my mom is so beautiful
See my mom is so beautiful
Look at that ! two happy face
Look at that ! two happy face

” Mama, terima kasih.. Doa mu bekerja padaku “

16 thoughts on “Doa Ibu Bekerja Padaku

    1. Hihi iah mbak aku sih suka masih sedih sedih sendiri belum ngasih apa-apa sama orang tua hiks hiks

  1. doa mama memang mustajab yah mak 🙂
    bahkan katanya doa mama bisa menembus langit ke tujuh..

  2. Moga ibunya sehat selalu ya mbaak, terharuuu. Ibu keliatan ceria banget ya poto bareng cucu :’)

  3. Sejak Papa meninggal beberapa minggu yg lalu, tidak ada di dunia ini yang kuprioritaskan selain Mama. Lagu Di Doa Ibuku itu memang benar-benar bikin hati nyeri, apalagi kalau pas retret dinyanyikan lagu ini, aku langsung mewek kejer Mak. Mamaku seperti sahabatku, aku cerita apapun bahkan sampe berantem juga sama Mama. Tapi cuma Mama yg bisa nyuruh dan ngajarin aku main musik smp sekarang ini :’) *curhat mendalam

    1. Duh mak turut berduka ya untuk papa nya.. Semoga beliau diberikan tempat terbaik disisiNya dan memang kasih ibu tidak mampu kita temukan di orang lain.

  4. Akhirnya…. bisa mampir juga ke sini. Kemaren (sok) sibuk n google cromenya ngadat 🙁

    Ibu dan anak sama-sama cantik.
    Salam buat ibu.

  5. Ibunya mbak.e masih cantik ya hhheee
    semoga ibunya mbak bisa senantiasa diberikan kesehatan selalu ya ^_^
    Aminnn

  6. waah duo cantik * foto yang pertama unyu banget mba nya hihihi Do’a dan restu ibu memang paling top ya mba 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.