Selamat Ulang Tahun, Elvio !

Aku tak harus menyepi jika menginginkan ketenangan, padamulah aku pulang, kamulah muara semua ketenangan, dalam tidurmu aku temukan tenang.

Halo separuh diriku, ini tentangmu yang tingginya sudah setengah badanku. Kamu tumbuh cepat, perkembanganmu melesat. Rasanya baru kemarin aku menggendongmu sepanjang malam saat awal membawamu pulang, menyusuimu hingga badanku bentuknya tak karuan *haha
Baru kemarin rasanya aku menjemurmu dibawah sinar matahari, hari ini kamu sudah pandai sekali berlari.
Baru kemarin rasanya aku bernyanyi untukmu, melagukan ber-album-album lagu dengan berbagai genre musik dari shalawat-an, lagu anak hingga lagu galau *ini fix emaknya keterlaluan haha, tapi hari ini bahkan setiap pagi kamu yang bernyanyi, menari, tertawa riang disampingku yang masih terkantuk-kantuk melihatmu.

Halo diriku yang lain, yang senyumnya mampu mengobati rasa paling lelah, yang pelukannya mempu meredakan samudera amarah, yang tatapannya mampu meyakinkan bahwa tidak boleh ada kata menyerah.
2 tahun yang lalu engkau lahir, membuatku bingung apa yang akan aku lakukan padamu, kita baru bertemu, meski kita sudah saling mencintai sebelum bertemu, tapi memahamimu adalah cerita lain. Perlu puluhan hari hingga aku tahu arti setiap suaramu, arti setiap tangismu.
Ahh aku masih ingat pertama kali aku melihatmu tertawa, melihatmu menggenggam, melihatmu duduk, merangkak, berjalan, berlari, bernyanyi, melepasmu sekolah, semua hal pertama yang selalu dibarengi dengan satu dua tetes air mata *maaf saya baper

Jika saat bayi lubuk hatiku berdoa agar engkau cepat besar, hari ini kemarin beberapa bulan yang lalu justru aku bertanya. Sanggupkah aku melepasmu jika engkau sudah bujang ?
Ahh mami, jangan berpikir terlalu jauh, usianya baru dua ( kata sesuatu didalam otakku ) tapi aku merasa  2 tahun itu bukan sebuah waktu yang panjang, itu hanya angka yang bisa aku kenang. Begitupun saat ia berangka 20 nanti.

Semoga engkau panjang umur, bisikku dalam tidurmu malam tadi.

Mari buka albummu nak. Engkau adalah segala sesuatu yang aku cintai.

Sebegitu cintanya aku padamu hingga didalam handphone, sulit sekali mencari fotoku sendiri. Aku tergila padamu el, cinta itu buta. Engkau pernah membuatku marah, beberapa detik kemudian aku luluh dan menyayangmu seperti tidak akan ada hal buruk terjadi lagi.
Ahh aku bukan pelindungmu el, tapi aku akan ada selalu disana. Bersama papi tentunya, mencintaimu dan menjadi tempatmu pulang.
Seperti aku yang selalu mencari jalan pulang menemukan ketenangan itu.

Iioo, aku suka memanggilmu begitu. Kamu suka dengan panggilan itu bukan? Buktinya kamu selalu tersenyum ketika aku memanggilmu, senyuman paling hangat yang melelehkan aku setiap saat. Entah aku akan bagaimana jika tidak memilikimu.
Hari ini 19 Mei 2016 kamu berusia 2 kemudian hari bertambah cepat aku tidak tau kenapa, bukan untuk memisahkan kita. Ini untuk mendewasakanku dan papimu, menumbuhkanmu dan melesatkanmu nantinya ( aku akan berusaha )

El, aku tidak suka jauh darimu. Bulan lalu berjauhan darimu aku merasa gila, bahkan aku tidak mampu mendengar suaramu yang hanya bisa aku nikmati dari balik teleponku. Aku selalu ingin membawamu kemana saja, tapi aku tau itu egois jika aku hanya memikirkan perasaanku sendiri. Kamu masih sering mudah sakit, dan kesakitanmu adalah deritaku. Maka kelak, jagalah selalu dirimu dengan baik, dengan begitu engkau juga menjagaku yang tidak diragukan lagi menua dan tidak selalu ada disana bersamamu.

El, dan jika kamu mendapati papi tidak disampingmu saat malam kau terjaga dan masih terlelap kala kau bangun, atau kamu mendapati kita hanya berdua saja dirumah sedang papi berhari-hari tak kau temukan, maka itu adalah untukmu, untuk kita nak. Maka janganlah engkau lantas marah, papi adalah lelaki terbaikmu belajarlah jadi lelaki tangguh kepadanya, belajarlah menjadi penyayang sepertinya, dia adalah guru terbaikmu. Temanmu dari lahir hingga dewasa nanti.

Dan aku, apa yang bisa kau ragukan lagi. Cintaku padamu sudah tak diragukan lagi, akulah wanita paling setia padamu nak. Bahkan saat dunia berpaling sekalipun seorang ibu akan ada disana menemanimu. Aku.
Aku masih belajar menjadi baik untukmu, segala yang aku lakukan tertuju padamu. Jika sekali waktu kamu menemukan dirimu berada disekolah yang aku antarkan padahal kamu menangis, ketahuilah aku juga menangis nak. Tidak berderai-derai sepertimu, aku menguatkan diriku nak. Untukmu, kembali. Untukmu. Dan aku dapati kamu senang berada disana memiliki teman, pernah suatu waktu kamu tak mau pulang. Aku hanya menungguimu dibangku, melihatmu bergembira bersama temanmu, menerawang belasan tahun kemudian.. Apakah… ahh sudahlah stock tisyu ku menipis.

Aku jarang seperti ini nak, hampir tidak pernah aku membela seseorang sekeras aku membelamu ( dan nenekmu ) maka demimu aku rela melakukan banyak hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, aku dan papimu. Kami begitu.

Elvio, peliharalah tuhan didadamu. Aku senang kau mengikutiku dan berkata ” Allahhu Akbar ” ( tapi io masih cadel ia bilang ” Allahu akban ” ) tak apa nak Allah itu maha tahu, aku yakin Dia tersenyum melihat tingkahmu yang lucu.
Elvio, aku tak punya apa-apa. Bahkan diri mami inipun hanyalah titipan, engkaupun adalah titipan, maka aku hanya bisa menjagamu seperti aku menjaga diriku sendiri ( bahkan lebih.

Elvio, jagalah senyum itu. Biarkan aku meleleh didalamnya, mencair dan menjadi riang seperti engkau. Jadilah anak baik yang mudah disayangi semua orang, seperti yang sudah kamu lakukan 2 tahun ini. Dari semenjak engkau lahir.
Aku mencintaimu, lebih dari kata, lebih dari harta, aku mencintaimu dengan berjaga dan berdoa. Engkau akan menjadi orang yang bahagia.

I love you,

Mami