#CeritaRumahan : Disconnect to Connect ?

Yasinyasintha.com” Disconnect to connect “ pernahkah ? Atau kita selalu terlalu asik menunduk dan tersenyum pada layar, alih – alih pada orang yang mungkin saja bisa menjadi jendela baru dunia kita. Ini yang sering terjadi, bahkan sebagian dari kita sudah biasa jadi fakir colokan dan fakir kuota, jangan tersinggung jika kamu tidak hehe.

” Ada wifi ?” tanya saya, ” maaf di sini sengaja ga pasang wifi, kami benar – benar mau menjual makanan dan suasana yang hangat “ jawabnya. Malu sekali mendapati jawaban itu, bahkan waktu makan yang hanya berapa menit saja tetap kita gadaikan pada gawai. Beberapa justru lebih suka chat saja daripada tersambung secara langsung, saya juga sering begini tapi sedang on the way pada menyeimbangkannya walau agak sulit mengingat pekerjaan mengharuskan on terus.

cerita rumahan, disconnect to connect

Dari percakapan tadi muncullah percakapan lain yang berkembang menjadi perbincangan, berkembang lagi menjadi bertukar pikiran. Berdiskusi tentang manusia – manusia masa kini yang menjunjung citra diri berdasarkan tombol suka dan pengikut. Kami sama – sama tertawa getir, but here we are. Semua orang ( mostly ) berlomba menjadi panutan, ahh memang untuk itulah sosial media.

Saya kemudian banyak tau hal lain, bapak – bapak yang mengajak saya dan papi berdiskusi membuka pengetahuan lebih lanjut tentang dunia terarium, tanam lumut. Seru ya ketemu orang yang ga melulu tentang jualan, karena pada pembicaraannya ia hanya ingin mengajak orang lebih cinta pada bumi, punya kegiatan yang ga melulu dengan gadget dan yaaaa… berbagi. Hanya itu, tidak ada kegiatan jual beli.

 

Ahh suatu hari aku ingin begitu, hidup untuk berbagi manfaat.

Saya sudah sadar sejak lama, bahwa gawai seringkali merampas banyak hal walau di sisi lain tentu saja membuat hidup saya mudah dan beranjak lebih jauh dan berpengetahuan lebih luas. Dari segi kesehatan saja, jika bukan karena ada io yang toddler dan ia yang masih bayi, saya yakin saya bisa saja seharian di atas kasur dengan hape,laptop dan cemilan. Tanpa harus beranjak, hidup sudah sedemikian mudah.

Makan minum, ga usah mikir masak atau ke warung. Go food aja, males beberes rumah panggil go clean, pergi panggil gocar/gojek. Memikirkannya ngeri aja, bahkan saya seringkali menemui orang yang kini takut pada orang yang kita temui hanya karena bertanya : asli mana neng, mau ke mana ? Ya tau itu yang dinamakan waspada atau siaga atau apapun kita menyebutnya. Tapi sisi humanis kita mungkin yang sudah makin terkikis, karena terlalu sering berinteraksi dengan orang – orang yang kita temui lewat layar dan terlalu seperlunya pada orang – orang dunia nyata.

Tapi kebaikan internet juga memang sebaik itu. Kita selalu merasa punya teman bukan, merasa punya sesuatu untuk menggairahkan hidup, selalu punya orang yang dijadikan idola dan pedoman ” aku pengen kaya dia “, selalu bisa mendapatkan ilmu dan informasi secepat dan sebanyak yang kita mau tampung.

Ini hanya #catatanrumah saya saja. Tentang terkadang yang kita butuhkan adalah disconnect untuk connect. Tentang saya yang mengkaji diri, sudah sesering apa membiarkan gadget merampas banyak moment, atau mungkin menghilangkan kesempatan bertemu dengan orang yang menciptakan jendela baru. Tentang seberapa sering saya menaruh gadget untuk memang merasakan menjadi manusia yang membutuhkan manusia lain bahkan sekedar untuk saling melempar senyum walau tidak saling kenal sekalipun tanpa merasa ” apa sih orang itu senyum sama aku tadi “.

Cerita rumahan dengan berharap suatu hari saat anak – anak saya membaca mereka belajar dan mengetahui pula bahwa jeda itu perlu. Karena saya ga bisa bayangin nanti saat iiaa dan iioo remaja teknologi nya udah seedan apa, semoga mereka tetap tau kapan waktu disconnect to connect.

One thought on “#CeritaRumahan : Disconnect to Connect ?

  1. Aku beberapa kali udh berusaha utk ga terlalu megang gadget setiap saat. Trutama kalo sdg makan di restoran, sedang ketemuan teman2. Jauh2 deh. Dulu sempet kalo traveling aku dan suami sengaja ga mau sewa portable wifi. Hanya ngandelin pas di hotel aja. Tp sejak thn lalu susah. Ntah napa suami yg selalu ttp pgn terhubung ama gawainya. Ujung2nya, aku jd ikutan connect in hp ke wifi saat jalan ama dia :D. Tp memang udh wkt nya kita ngurangin, ato tau kapan harus disconnect utk connect ya mba 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *