Pendidikan Itu Bermula Dari Keluarga, Mari Terlibat!

Yasinyasintha.com” Pendidikan itu Bermula dari keluarga “ pernah dengar kalimat ini ? Itu benar, karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang pertama kali dikenal oleh anak. Maka tidak salah jika seringkali ketika ada tindak nyeleneh dari seorang anak, maka keluarga adalah pihak yang paling pertama disorot.

Sebagai orang tua, tentu kita memang tidak bisa memindahkan tanggung jawab pendidikan anak sepenuhnya kepada sekolah sebagai tempat belajar anak, pendidikan keluarga dinilai justru memiliki andil paling penting dalam membentuk karakter anak, perlakuan dan kebiasaan orang tua juga lingkungan keluarga turut menjadi pendidikan anak yang terbentuk sejak dini.

Keluarga Feat Pendidikan di Era Kekinian

keluarga kekinian

Beda zaman beda tantangannya, tak ada rumus pasti dalam keberhasilan mendidik anak selain sabar dan melakukan berbagai cara dan mencoba berbagai pendekatan. Zaman sudah berubah sedemikian rupa, cara mendisiplinkan anak dengan tegas cenderung keras yang mungkin kita dapat dulu tak bisa serta merta diterapkan di era kekinian.

Keluarga dengan anak generasi Z punya PR panjang dalam mendidik anak di era kekinian, arus teknologi dan informasi yang sulit dibendung harus seimbang dengan kapasitas anak, anak harus mendapat informasi sesuai usianya namun juga terbuka untuk belajar apa saja. Di sisi lain, orang tua tetap bergerak maju mengupdgrade diri menjadi role model anak.

Satu yang menurut saya tetap pasti meski di era kekinian dan perguliran teknologi yang tiada henti. Pendidikan tetap bermula dari keluarga, anak cenderung meniru apa yang sering dilihat dan menjadi kebiasaan anggota keluarganya terutama orang tua. Kita mau anak gemar membaca, mulailah membaca, membacakannya cerita dan mengajaknya membaca. Jangan lupa untuk memberinya reward dan pengakuan saat anak berhasil melakukan sesuatu. For them, it mean a lot. 

keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak

Sederhana namun kompleks, pendidikan keluarga harus berimbang dengan pendidikan yang anak dapatkan dari luar termasuk lingkungan dan sekolah. Mau tidak mau, kita harus terjun dan mengetahui seperti apa gaya anak bergaul dengan teman – temannya. Apakah anak berada di lingkungan yang tepat di era kekinian dan terpapar teknologi lewat gadget. Kita mau menjauhkannya dari gadget ? Ahh jangan bercanda, kita saja tak bisa berpaling dari gadget, don’t be selfish.

Yang bisa kita lakukan justru menjadikan teknologi dan gadget sebagai sarana dan media anak belajar yang menyenangkan. Belajar nilai lewat cerita yang menjadi tontonannya.

Sekolah sendiri pastinya memiliki cara tertentu dalam mendidik anak – anak sebagai siswanya. Keberadaan teknologi sebegitu penting, bahkan di sekolah anak saya yang masih TK saja secara berkala diadakan menonton bersama menggunakan infocus ( Kita kenal infocus umur berapa ? ). But, see the bright side, anak lebih cepat tahu, wawasannya sudah lebih luas, punya cara belajar yang asik dan rasa ingin tahu yang semakin besar untuk dipuaskan.

Setelah kegiatan ini, biasanya saya diberendel dengan berbagai pertanyaan. Itu sebabnya penting memiliki koordinasi yang baik dengan sekolah, setidaknya kita tahu harus membaca apa agar saat anak bertanya, kita bisa menjawabnya atau memberikan jawaban yang logis. Nah kan, jadi orang tua dan kita harus belajar lagi.

Moment anak bertanya dan ingin mengetahui lebih lanjut ini bisa jadi adalah moment yang baik untuk kemudian membangun bonding juga. Di luar pendidikan sekolah, hubungan anak dan orang tua yang baik akan meningkatkan prestasi anak pula.

Bagi orang tua, perasaan dekat dengan anak punya nilai dan kesan yang sulit dijabarkan. Satu kata : Orang tua bahagia, anakpun bahagia. Anak yang ceria dan bahagia akan cenderung mampu menyerap belajar apa saja. Akan lebih mudah mengasah bakatnya pula.

Pelibatan orang tua dan juga keluarga pada pendidikan anak punya banyak manfaat, baik untuk anak, sekolah maupun kita sendiri sebagai orang tuanya.

keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak
keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak untuk anak
keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak
keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak untuk sekolah
keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak
keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak untuk orang tua

Bagi orang tua pun ternyata pelibatan ini memiliki banyak manfaat yang paling sederhana tapi mendalam adalah kita akan memiliki keturunan yang berkualitas. Karena diakui atau tidak, gaya mendidik dan karakter mendidik itu diwariskan.

Pelibatan keluarga pada pendidikan di era kekinian ini tak lepas dari peran sekolah. Penting juga mendapatkan lingkungan belajar yang tepat untuk anak, sekolah sendiri bagi saya adalah perpanjangan tangan dari rumah dan keluarga untuk memberikan pendidikan yang tidak bisa dipenuhi oleh rumah, baik dari segi belajar maupun dari segi sosial, begitupun guru yang merupakan perpanjangan tangan dari orang tua.

keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak
Salah satu kegiatan di sekolah anak kami, mengasah kemampuannya agar berani tampil dan percaya diri

Teknologi yang dipakai untuk anak – anak di sekolahpun harus sesuai porsi. Contoh kecil adalah pemanfaatan tablet untuk memainkan musik dan belajar bahasa yang kemudian dilanjutkan di rumah, sinergi dan kebersinambungan ini menciptakan anak berada pada pendidikan era kekinian yang harmoni.

Pelibatan keluarga pada pendidikan era kekinian juga didukung dengan berbagai tes yang bisa dilakukan untuk anak. Bukan soal IQ saja, karena saya percaya setiap anak adalah pintar dan unik. Tes – tes yang dilakukan lebih kepada pengenalan karakter anak, dan pendekatan cara belajar anak nantinya. Misalnya saja kemarin, anak saya menjalani tes modalitas, yang diperlukan untuk proses belajar anak di sekolah dan di rumah.

tes modalitas anak
tes modalitas anak

Tes ini meliputi informasi mengenai dominasi otak anak ( kanan atau kiri ), gaya belajar dan persentasi kecerdasan majemuk pada anak. Teknologi sudah sedemikian canggih sehingga orang tua dan guru masing – masing tahu, gaya belajar seperti apa yang efektif dalam mengoptimalkan kemampuan anak.

Tes modalitas hanya satu dari berbagai tes yang ada dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan gaya belajar yang kekinian. Orang tua dalam pelibatannya pun semakin mengetahui anak, sebagai contoh : anak dengan kecerdasan musik di atas rata – rata kemungkinan besar tidak akan terlalu ahli dalam penggunaan angka – angka.

Dengan ini, orang tua dan juga sekolah akan mengetahui sisi mana yang harus semakin diasah dan dilatih, begitupun anak, akan menikmati proses pendidikan.

Pendidikan ini tidak melulu tentang sekolah, keterlibatan orang tua dan keluarga jauh lebih luas daripada itu, orang tua dan keluarga bertugas memperkenalkan agama dan membuat anak memahami norma dan aturan sosial yang justru nantinya berperan lebih banyak saat anak dewasa.

Mari Terlibat Dalam Pendidikan di Era Kekinian

keluarga kekinian

Pendidikan kekinian, keluarga pun harus kekinian tentunya. Bukan sekedar eksistensi terlihat kekinian namun konteks yang sebenarnya, keluarga kekinian adalah keluarga yang kompak dan kompromi. Tidak ada aksi nurut-paksa yang biasa kental pada potret keluarga era dulu.

Bagi saya, keluarga kekinian adalah keluarga yang saling, mendengar dan didengarkan, mempertimbangkan dan memahami. Soal bebas ? Bisa diatur, tergantung situasi dan kondisi. Keluarga kekinian keluarga yang terbuka untuk ruang diskusi, berpikiran terbuka. Tidak ada istilah orang tua selalu benar.

Era kekinian memungkinkan anak untuk mengakses banyak informasi dari gadgetnya, bermain game edukatif, yang saya lakukan adalah sesekali ikut serta bersamanya, mengawasinya langsung dan membatasi jika merujuk ke hal negatif, secuil drone parenting seperti ini pun memungkinkan kita tetap mengawasi anak namun anak juga tetap memiliki kebebasan.

Teknologi boleh mendampingi, tapi jangan sampai mengambil alih. Saya pribadi tetap mengajaknya untuk membantu, melibatkannya dalam berbagai hal. Sesepele mengajarkannya inisiatif untuk membantu orang tua.

Pendidikan kekinian ini adalah pisau bermata dua, maka hal ini tidak boleh lantas menjadikan anak kita robot serba teknologi, mereka tetap anak – anak yang harus diasah perasaan dan nuraninya. Tetap manusia yang harus punya sisi manusiawi, itulah mengapa pelibatan keluarga dibutuhkan agar anak bukan cuma manis tapi juga humanis.

Cita – cita saya dan suami adalah menjadi orang tua kekinian untuk anak – anak kami, terlibat dalam pendidikannya dan mampu mendidiknya dengan penuh kasih sayang. Menjadi keluarga pembelajar yang sehat, menerima segala bentuk informasi dan berbagai terobosan teknologi kemudian menyaringnya dan meneruskannya sesuai usia dan porsinya.

Terlepas seberapa pesat teknologi melesat, anak – anak membutuhkan kita untuk mengendalikannya agar tetap menjadi manusia penuh norma. Karena dari keluargalah semua bermula.

Mari terlibat dalam pendidikan di era kekinian

#sahabatkeluarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *