Yasinyasintha.com – ” Terima kasih sudah membantuku “ kalimat ini sering sekali terucap dari mulut kami, saya ke papi begitu pula sebaliknya. Tinggal di rumah yang cukup besar tanpa kehadiran ART ( Asisten Rumah Tangga ) ataupun pengasuh, kadang membuat saya jumpalitan atur waktu antara rumah, anak, pekerjaan dan diri sendiri. But, lucky me. I share it with my husband.
Teman yang pernah bertandang ke sini selalu mengomentari hal seputar rumah saya yang tanpa pembantu, sebagian bertanya bagaimana caranya masih bisa happy dengan segudang pekerjaan rumah yang menunggu diselesaikan. Here the story.
Sharing House Work With Husband
Semenjak banyak sekali drama dari orang yang membantu di rumah. Mulai dari yang ringan sampe yang bikin kepala cenat cenut, saya dan papi kemudian memutuskan untuk ( sementara ) melakukan pekerjaan rumah ini bersama – sama.
Sebagai wanita sejati ( tjie sejati ) saya inginnya melakukan segalanya sendiri. Tapi pernah suatu siang, saya menangis saat papi tak ada, saat anak – anak tengah tidur siang. Alasannya ? Saya kecapean urus rumah, segala dikerjain tanpa jeda, tanpa minta bantuan.
Menemukan diri saya tidak bahagia, merasa tertekan kalau rumah berantakan. Setelah menyelam lebih dalam, saya menemukan bahwa baik papi maupun anak – anak hanya butuh saya bahagia. That’s it. Rumah yang tak terlalu rapi bukan masalah, yang penting lantai tetap bersih, yang berantakan adalah barang-barang yang bersih.
Suatu hari papi membujuk saya untuk membicarakan ini dan usul agar saya mau berbagi pekerjaan dengannya. Dan ternyata setelah kami melakukannya, berbagi pekerjaan rumah saya merasa ringan, saya juga merasa bahwa papi peduli terhadap sesuatu yang mungkin bukan tugas utamanya.
Jika saya memasak, maka papi akan bersama anak – anak. Begitu pula sebaliknya, karena papi emang lebih jago sih masaknya hehe. Jika saya ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan, maka papi yang menjaga anak – anak terlebih dahulu. Sering juga papi yang belanja kebutuhan di rumah agar lebih cepat. Papi juga membantu menjemur baju, saya yang nyetrika, papi cuci piring, saya ngepel.
Intinya berbagi tugas dan lebih banyak menggunakan inisiatif, now you will find me happy. And it means : Everyone is happy.
Saya ga pernah memaksakan diri untuk merapikan rumah sekarang, i deal with it. Papi menyadarkan saya, bahwa terkadang kita hanya perlu berhenti sejenak saat merasa segala hal minta diselesaikan. Berhenti dan menghela napas, mengurutkan daftarnya berdasarkan prioritas. And It’s work.
Baca juga : Mainan Anak dan Kreatifitasnya
Tidak ada salahnya meminta suami untuk ikut serta dalam merawat rumah, pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya kadang perlu dibagi. Ajaklah suami untuk berpartisipasi, berbagilah tugas. Wanita memang hebat, bisa mengerjakan beberapa hal dalam waktu bersamaan, tapi hal itu tidak lantas membuat kita bisa mengerjakan segalanya sendirian.
Kita selalu membutuhkan orang lain, sehebat apapun kita. Seremeh soal pekerjaan rumah tangga yang kadang terlihat sepele namun ternyata tiada akhir.
Thanks papi for sharing housework with me.
And how about you? Especially buat mamak – mamak kaya saya yang di rumah tanpa art, siapa tau ada cerita atau tips unik. Mau juga dong ceritanya.
Masya Allah papi iooo… Alhamdulillah yas dikarunia suami yg sholeh 🙂