Yasinyasintha.com – Saya duduk menghadap jalan raya seraya menunggu angkutan yang hendak menjemput, “Gila ya Bandung padet banget sekarang, macetnya masyaallah “ batin saya berbisik. Pertumbuhan penduduk berbarengan dengan kebutuhan energi juga yang meningkat.
Peristiwa black out yang terjadi beberapa waktu yang lalu kian menyadarkan kita bahwa kebutuhan energi sebegitu pentingnya, lalu bagaimana dengan sumber energi yang menjadi motor penggerak energi yang kita nikmati setiap hari, listrik dan bahan bakar, mobilitas people jaman now yang tinggi apakah seimbang dengan ketersediaan sumber energi? Perlu diketahui dulu Indonesia sempat menjadi salah satu negara pengekspor minyak bumi terbesar dan masuk dalam keanggotaan OPEC loh ( baca OPEC saya jadi inget pelajaran IPS pas SD ) hihi.
Namun bagaimana sekarang ? pasalnya sejak 2004 kondisi telah berbeda, Indonesia telah menjadi negara importer minyak bumi, sedihnya jumlah minyak bumi yang dibeli oleh Indonesia lebih tinggi daripada yang dijual. Fyuuuh… Benar, kita benar – benar butuh energi terbarukan.
Sawit, Lingkungan dan Energi Terbarukan
Proses ekstraksi sumber energi yang diambil dari dalam bumi seringkali dihubungkan dengan kondisi lingkungan yang tak lagi sama, memang tidak semua demikian. Namun stigma masyarakat mengenai ini sudah kadung terbentuk. Pada dasarnya sumber energi dari fosil memiliki jangka waktu sangat lama untuk terbentuk, sedangkan kebutuhan energi setiap hari kian meningkat, hal tersebut membuat penemuan energi terbarukan kian diperlukan.
Baca juga : Bijak Gunakan Energi di Masa Pandemi
Secara mudah energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan.
Kabar baiknya, telah ditemukan dan dikembangkan energi terbarukan dari sawit. Salah satu pohon yang menjadi komoditas utama di Indonesia dan memiliki tingkat produktivitas tinggi. Hari ini kita akan menemukan banyak sekali produk turunan dari sawit, salah satu yang paling keren menurut saya adanya bahan bakar B20, bahan bakar hasil pencampuran 80% solar dengan 20% biodiesel berbahan dasar nabati seperti sawit yang memiliki keunggulan :

- Tidak beracun dan tidak mengandung sulfur
- Pembakaran lebih sempurna
- Dapat terurai ( biodegradable )
- Bilangan asap yang rendah
Poin di atas menurut sudut pandang saya sudah merupakan hal besar sebagai wujud kepedulian kita terhadap lingkungan ( note ya, saya berada di pinggir jalan menunggu angkutan. Sepanjang menunggu saya juga menghirup asap polusi dari kendaraan ). Keunggulan dari energi terbarukan dari sawit ini juga turut melahirkan biodiesel ( B100 ) yang juga mengandung oksigen.
Saya sampai di rumah, menonton bayangan tayangan di televisi channel luar yang mempertontonkan kondisi dunia tengah dilanda krisis energi, dari kacamata saya, kita harus menghargai dan mendukung pengembangan energi terbarukan dari sumber alam demi kelangsungan kehidupan.