Yasinyasintha.com – Hotel ini adalah hotel yang sering ibu saya sebut, katanya pas dulu beliau masih kecil, menyanyi di sana untuk kontes menyanyi. Hotel ini juga adalah hotel yang sering saya lewati saat bekerja dulu, lebih sering lagi saat mulai memotret Wedding, tapi baru benar-benar masuk dan menikmati indahnya saat memotret untuk Traveloka. Saat duduk di lobby-nya, saya bilang ke diri sendiri “nanti mah mau nginep di sini”
Table of Content
Keinginan yang Sempat Terlupakan
Biar saya ingat dulu, sepertinya kalimat terakhir sebelumnya adalah sekitar 5-6 tahun yang lalu. Saat Elvira belum lahir, jadi masih bisa sibuk kesana kemari, mulai berkarir. Setelah hamil, saya kemudian meng-adjust kembali prioritas : KELUARGA ADALAH YANG UTAMA (ditambah keadaan ekonomi kami sempat down juga saat itu, thanks God we survive!)
Waktu merayap, tau-tau Elvio masuk SD dan makin kritis saja pemikiran dan obrolannya. Btw, dia kelas 2 sekarang (tahun 2022) dan berhubung sudah sekolah, jadi pas 17 Agustus sibuk sekali menonton tentang sejarah, tersebutlah beberapa kali ia bercerita tentang : Hotel Grand Preanger. Saat mendengarnya sambil memasak, saya tergelitik dan senyum dalam hati, ingat ke tahun-tahun sebelumnya.
Hari berikutnya, giliran saya yang cerita sambil menunjukkan foto-foto. Nih loh, Mami dan Papi sudah ke sana, memotret setiap ruangan kamarnya bahkan sampai masuk ke kamar tipe Presiden Suit yang punya jendela anti peluru dan balkon dengan jakuzi, seru saya sambil terkekeh.
“Mami mauuu!!” Ia berseru, disusul suara “Yaya jugaaaaa” kata Elvira. Saya ambil pose pura-pura berpikir, menggoda dua bocah cilik dengan wajah keduanya yang penuh harap, ahh nikmat dan indah sekali pemandangan ini.
Staycation di Grand Hotel Preanger
Sebelumnya, hampir 2 minggu penuh saya dan Papi jadi narasumber foto produk keliling desa, meskipun setiap hari pulang tapi paginya kami berangkat duluan, dan kedua anak ini sungguh anugerah, dari dulu kooperatif sekali ditinggal mami dan papi kerja, MasyaAllah Tabarakallah.
Jadi sebagai reward dan quality time, saya bilang “kita nginep di hotel Preanger”. Hampir kaget melihat reaksi Vio yang kesenengan, haha sudah 8 tahun dia masih saja kadang menggemaskan. Saya memilih hari Jumat, dan menginap semalam saja. Biar hari minggunya bisa leyeh-leyeh di rumah, mempersiapkan hari sekolah.
Singkatnya, kami sampai. Sejak masuk parkiran, Vio menggandeng Vira sambil cerita tentang sejarah hotel ini, saya dan Papi senyum-senyum di belakang mengikuti. Udah bisa nih jadi Ambassador hotel Preanger haha, hafal beudh keknya.
Proses check in, kami pesan kamar Deluxe. Sementara saya mengurus check in, anak-anak berkeliaran melihat-lihat ditemani Papi. Elvira yang sebetulnya belum begitu paham, kebawa excited juga sama Vio. Senang sekali rupanya dengan sejarah ya, mirip emaknya lah whehehe.
Saya mengintip ke area outdoor, resto dan kolam renang. Pandangan saya tertuju pada meja dan bangku yang tempatnya belum berubah, “iya di situ lah saya duduk beberapa tahun lalu selepas motret, dan terbersit keinginan untuk menjajal menginap di sini”
Kami kemudian ke atas menuju kamar demi menyimpan barang dan rebahan sebentar. Vira dan Vio sih udah sibuk melihat-lihat, meneliti layaknya detektif. Siapa tau ada jejak penjajah katanya bercanda, whahaha lucu betul memang! saya dan papi dibuatnya tergelak.
Kami tak berencana nongkrong di kamar hotel, melainkan ingin keliling kota Bandung. Jalan -jalan di sekitar jalan Asia Afrika, karena walau di Bandung, jarang sekali kami ke daerah ini. Namun, sayang sekali hujan turun, akhirnya kami memutuskan untuk mengajak anak-anak naik bus saja dari Alun-alun ke Ikea Kota Baru Parahyangan, berhubung Vira ini belum pernah naik bus. Jadi saya dan Papi pikir ini kesempatan bagus.
Kami naik bus dari alun-alun Bandung, dengan aplikasi teman bus, perjalanan kami gratis lho ini! Busnya bagus banget, bersih terawat, pengemudi rapi menggunakan seragam dan begitu luwes dalam mengemudi bis, perhentian akhir rute bus 3A ini ada di Ikea Kota Baru Parahyangan.
Tentang jalan – jalan ini, sepertinya harus saya ceritakan di tulisan terpisah ya sambil update blog hehe…
Semalam di Grand Hotel Preanger
Sampai di hotel pukul 8 malam, Bandung diguyur hujan. Rencana jalan kaki sepanjang jalan Asia Afrika urung dan kami kembali ke hotel. Menikmati indahnya kota Bandung dari balik jendela saja, fasilitas kamarnya lengkap dengan jendela yang agak berbeda gayanya yaitu dari kayu digeser layaknya pintu.
AC nya dingin, air hangat dan dinginnya lancar jaya. Kasur yang kami tiduri rupanya masih cukup untuk dipakai 4 orang, ada sofa juga untuk selonjoran sambil menikmati kopi atau teh. Mineral water dan compliment juga lengkap, begitu juga dengan amenities hotel di kamar mandi. Lengkap.
Sesekali kami menonton TV di hotel, oya di dekat parkiran depan Hotel Grand Preanger ini juga terdapat minimarket, jadi kalau mau jajan atau sekedar beli minuman bisa ke bawah dulu sebentar. Kami sempat mampir sih, beli Pocky, susu kotak dan buah, hehe. Oya di kamar juga di bagian lacinya ada bottle opener yang mungkin jarang ada di hotel lain ya, simpel sih tapi kadang butuh, terutama kalau beli minuman botol yang perlu pembuka botol.
Lumayan cape juga abis keliling di IKEA dan cukup kenyang juga makan di sana, akhirnya anak-anak tidur. Suara hujan yang terdengar samar, tak disangkal membuat kami segera terlelap. Paginya, anak-anak sumringah. Mau sarapan dan yap! Berenang tentu saja.
Sarapan di Grand Hotel Preanger
Resto di Grand Hotel Preanger terdiri dari bagian indoor dan outdoor. Yang indoor, kerasa banget nuansa kolonialnya, didominasi dengan warna coklat tua dan hijau. Meski begitu ga ada kesan horor kok, elegant gitu deh. Sedangkan resto bagian outdoor terasa begitu cerah, ringan dan hangat. Dekat dengan kolam renang, dimana kita bisa sambil mengawasi anak-anak. Di area sini juga mini trampolin yang bisa nih buat main.
Breakfast-nya model prasmanan khas hotel bintang. Dan menu makanannya juga cukup lengkap, sarapan pagi kami hari sabtu pagi tersebut ternyata rame, mungkin karena banyak yang mau menghabiskan waktu liburannya dengan berjalan-jalan di Bandung.
Nah berhubung Vio sudah lebih dari 7 tahun, maka diharuskan membayar sebesar Rp. 70.000 agar bisa sarapan bersama. Sedangkan Vira, masih free. Ya worth it sih ya mengingat sarapannya all you can eat hehe. Setelah sarapan, anak-anak berenang. Salah satu fasilitas yang paling membantu adalah free pinjam handuk, lumayan kan jadi ga bawa banyak-banyak barang dari kamar untuk sekedar berenang.
Oya di sini juga ada gym yang boleh digunakan oleh tamu hotel. Pastikan kamu bekal sepatu olahraga ya untuk menghindari cedera. Kami sih ngintip aja lalu memutuskan menunggu Vira dan Mas Vio saja main air sampai puas dan segera ke kamar untuk bersiap check out.
Museum Grand Preanger Hotel
Hotel ada museum-nya? Ada nih di Grand Preanger. Saya jujur baru juga ke sini, dan sebelum kami pulang akhirnya memutuskan untuk mampir dulu ke museumnya. Tanya ke front office lalu diantarkan menuju museumnya, menuju museum kita bisa melihat juga lift dengan model lama yang seringnya kita lihat di film-film barat.
Ukuran museum-nya memang tidak terlalu besar tapi cukup menarik isinya tentang sejarah Grand Preanger, bangunan-bangunan bersejarah di sekitar hotel, lalu ada beberapa barang lain seperti gramophone, telepon kuno, mesin kopi kuno, dan proyektor film dengan ukuran sangat besar.
Ada juga gambar dan sejarah mengenai Charlie Chaplin yang ternyata pernah menginap di hotel ini beberapa kali. Keren ya tokoh dunia pernah menginap di sini, bahkan kursi favoritnya turut menjadi pajangan juga di sini. Ada juga tentang tokoh Amelia Earhart yang merupakan penerbang pertama wanita yang juga pernah menginap di sini.
Penutup
Bagi saya, menginap di hotel bisa jadi short escape yang seru, walau hanya pindah tidur semalam saja, cukup bisa menjadi hiburan dan liburan tipis-tipis mengganti suasana di rumah. Dan Grand Preanger adalah hotel yang recomend untuk dijadikan tempat staycation karena lokasinya begitu strategis dan memiliki nilai sejarah tersendiri.
Rate per malamnya di angka 700 ribuan (include breakfast) jika memesan langsung di websitenya. Tapi biasanya harganya bisa lebih terjangkau di angka 400 ribuan dengan memesan via OTA (Online Travel Agent) apalagi jika sedang terdapat promo seperti saya yang kemarin memesan via Agoda.
Well, semoga bisa jadi bahan referensi juga ya buat kalian yang mau jalan, staycation atau menginap di Bandung khususnya yang mencari review hotel grand preanger. Tulisan ini sekaligus menjadi jejak cerita juga untuk anak-anak saya kelak, semoga mereka nanti bisa membacanya perjalanan kami ini.
Note : All pics shoot by phone
Editing by : Lightroom Mobile, Canva and Phonto
Sering lewat apalagi pas kerja di asia afrika tapi belum pernah nyobain staycation disini. Pernah kesini tapi cuma karna ada yang wedding. Ternyata dalemnya lebih bagus dari Savoy homan ya teh. Pool bagus banget. Aduh colek suami ah buat staycation disini sambil nyari diskonan hehe
Menarik banget, kak. Selain staycation, kita juga bisa sekalian mengingat sejarah.
Sayang banget pas ke Bandung aku nggak nginep di sini. Aku cuma sempat jalan di area Asia Afrika sama masuk museum Asia Afrika.
Lain kali kalau ke Bandung, pingin lah nginepnya di hotel Grand Preanger.
Saya suka bangunan-bangunan lama dan historical. Hotel ini bangunannya sudah termasuk cagar budaya, ya? Jadi penasaran mau ke sana. Suasananya nggak spooky kan, Mbak?
Rekomended hotelnya ya, Mbak? Bisa jadi pilihan kalau saya ke Bandung nih.
Wah bisa dapat harga murah, jadi semakin lope lope ya mbak. Kayaknya memang wajib deh hukumnya bagi anak2 kalau nginep di hotel, pasti yang di incar kolam renangnya, hehehe. Makasih reviewnya, kapan2 kalau ke Bandung, bisa jadi referensi nih, Grand Prienger.
Ternyata Hotel Grand Preanger, salah satu hotel bersejarah di Bandung. Keren ada museumnya. Fasilitas dan pelayanannya juara ya, Mbak. Terima kasih reviewnya, Mbak. Semoga saya ada kesempatan untuk ke sana
Jadi pengen ngerasain nginep di Hotel Grand Preanger, deh. Beberapa kali hanya lewat aja, belum pernah masuk ke dalam hotel. Ternyata ada museum juga ya, Teh.
Makin penasaran nginep di sana, deh!